Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
BUDAYA MEMBACA PERLU DITINGKATKAN
- 03 Jul
- yandip prov jateng
- No Comments


WONOGIRI- Budaya membeli dan membaca buku di Indonesia saat ini masih minim. Masyarakat justru lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca pesan-pesan singkat dan media-media sosial. Untuk itu perlu langkah nyata meningkatkan budaya membeli dan membaca buku.
Anggota DPR RI Komisi X Laila Istiana Diana Savitri mengungkapkan, cara-cara yang diterapkan oleh sebuah perpustakaan di Salatiga perlu
dicontoh. Perpustakaan itu tidak hanya menjadi tempat membaca. Namun juga dilengkapi dengan taman rekreasi sehingga menjadi perpustakaan yang nyaman dan menyenangkan.
Adapun peran pemerintah juga penting untuk lebih banyak menganggarkan dan guna pengembangan perpustakaan. “Untuk Wonogiri akan ada bantuan berupa mobil perpustakaan keliling,” ujarnya saat Talkshow Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di pendapa Kabupaten Wonogiri, Senin (2/7).
Kepala Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka
Perpustakaan Nasional RI Sri Sumekar menambahkan, peningkatan budaya membaca juga perlu dilakukan hingga tingkat desa. Saat ini ada sekitar 27.000 perpustakaan desa di seluruh Indonesia. “Kami memberi bantuan buku-buku beserta raknya agar semua masyarakat desa mempunyai bahan bacaan. Di pesantren juga begitu,” katanya.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jateng Muhammad Masrofi mengatakan, budaya membeli dan membaca buku masih minim. Di antara ratusan peserta talkshow, hanya sedikit yang membeli buku baru dalam beberapa pekan belakangan ini. Namun, hampir semua tidak bisa mengabaikan pesan singkat maupun media-media sosial melalui ponselnya, meskipun hanya selama dua hari.
Untuk itu mereka perlu mencontoh gerakan-gerakan yang dilakukan
perpustakan di Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
Kiprah pemerintah dan masyarakat desa setempat sangat tinggi untuk
meningkatkan budaya membaca.
Setiap keluarga di desa itu bahkan diwajibkan menghibahkan satu pohon salak untuk perpustakaan. Dengan demikian, hasil dari pohon salak tersebut digunakan untuk membiayai perpustakaan. “Perlu adanya keseimbangan pembangunan, antara infrastruktur dengan spiritual,
peningkatan minat baca dan karakter bangsa,” katanya.
Di sisi lain, pemerintah daerah juga mempunyai kewajiban menjamin
ketersediaan bahan bacaan dan pelayanan perpustakaan. “Pemprov tahun ini akan membantu 2.000 buku dan rak buku untuk Wonogiri,” ujarnya. (HUMAS-est)