Maret 2025, Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Tengah Turun Jadi 9,48 Persen

  • 26 Jul
  • ikp
  • No Comments

SEMARANG – Badan Pusat Statistik mencatat pada Maret 2025 jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah turun 29,65 ribu orang menjadi 3,367 juta jiwa, atau 9,48 persen. Jumlah itu menurun 0,10 persen poin dibanding September 2024 yang pada saat itu mencapai 9,58 persen.

 

Hal tersebut dijelaskan Plt Kepala BPS Jawa Tengah Endang Tri Wahyuningsih, dalam rilis daring, Jumat (25/7/2025). Menurutnya, sejumlah fenomena sosial turut menyumbang penurunan jumlah penduduk miskin di Jateng.

 

Di antaranya, pada Februari 2025 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,33 persen, turun bila dibandingkan Agustus 2024 yang tercatat 4,78 persen. Sementara, dibandingkan dengan periode yang sama pada Februari 2024 saat itu jumlahnya mencapai 4,39 persen.

 

Di samping itu, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah bergerak positif 4,96 persen, pada triwulan I 2025 (YoY), lebih tinggi dibanding pertumbuhan nasional 4,87 persen. Inflasi pada Maret 2025 cenderung terjaga pada angka 0,75 persen, turun dibanding September 2024 yang mencapai 1,57 persen.

 

“Ternyata Bapak Ibu, kemiskinan bulan Maret 2025, Jawa Tengah mengalami penurunan, yang sebelumnya tercatat sebesar 9,58 persen (3,40 juta jiwa) keadaan September 2024, sekarang turun menjadi 9,48 persen keadaan Maret tahun 2025. Jumlah penduduk miskinnya Maret 2025 tercatat sebesar 3,367 juta orang, turun 29,65 ribu orang, terhadap September 2024,” ujarnya.

 

Terkait metode pengukuran, Endang menyebut menggunakan konsep kebutuhan dasar atau basic needs approach. Menggunakan pendekatan ini, sebuah kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan.

 

Dengan pendekatan itu, garis kemiskinan pada Maret 2025 sebesar Rp537.812 per kapita per bulan. Menurutnya, garis kemiskinan pada Maret 2025 naik sebesar 3,21 persen, dibanding September 2024 sebesar Rp521.093 per kapita per bulan.

 

Adapun, disparitas kemiskinan perkotaan dan perkotaan semakin mengecil. Tercatat tingkat kemiskinan pada Maret 2025 di perdesaan 9,92 persen. Sementara tingkat kemiskinan di perkotaan sebesar 9,10 persen.

 

“Dibandingkan September 2024, indeks kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan kemiskinan (P2) mengalami penurunan pada Maret 2025. Selain itu, ketimpangan pengeluaran diukur berdasar Gini Ratio, pada Maret 2025 tercatat 0,359, turun dibanding September 2025,” pungkas Endang. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait