Warga Dusun Pramen Minta Direlokasi

  • 16 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

Banjarnegara –  Warga terdampak bencana longsor dan tanah bergerak di Dusun Pramen, Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara minta agar mereka segera direlokasi ke daerah yang aman. Tidak hanya itu, mereka juga meminta agar lahan yang diberikan cukup luas agar mereka bisa beraktivitas di bidang pertanian.

Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang pengungsi, Supardi, saat Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meninjau lokasi bencana, Selasa pagi (16/1). Turut mendampingi Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono dan Kepala Pelaksana Harian (Kalahar) BPBD Jawa Tengah Sarwa Permana.

Supardi mengatakan dengan kondisi tanah yang terus bergerak membuat mereka merasa tidak aman, sehingga mereka ingin segera mendapat tempat relokasi di daerah yang aman dari bencana longsor. Warga juga tidak ingin berlama-lama mengungsi karena dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

“Kami ingin segara mendapat tempat relokasi agar hidup kami bisa aman, nyaman, dan tentram,” katanya.

Supardi juga menyampaikan keinginan warga agar rumah yang dibangun memiliki standar layak huni dan dapat menunjang aktivitas mereka yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. Termasuk, adanya tambahan luas lahan di tempat relokasi.

Mendengar permintaan dari warga terdampak bencana longsor tersebut, Gubernur Ganjar menyampaikan sudah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten setempat untuk menyiapkan lahan relokasi. Dengan pembagian tugas Pemkab Banjarnegara menyiapkan lahan sedangkan Pemprov membangun rumah warga.

“Biasanya kerja sama nanti urusan tanah akan diselesaikan kabupaten, urusan bangun rumahnya saya ada juga dari BNPB. Nanti kita bangun bareng-bareng, kalau satu rumah bisa dapat sekitar Rp 55 juta kan tidak terlalu jelek,” katanya.

Menurut Ganjar percepatan relokasi ini harus sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga untuk anggaran relokasinya akan dianggarkan pada APBD Perubahan 2018. Meski demikian, dia tetap mengusahakan relokasi akan dapat diselesaikan di tahun ini agar masyarakat bisa segera memulai kehidupannya yang lebih aman.

“Kita juga gerakan CSR dan bantuan-bantuan lain yang mungkin itu bisa membantu secara cepat,” ujarnya.

Mantan anggota DPR RI meminta kepada warga untuk bersabar di tempat pengungsian. Para relawan juga diminta untuk memperhatikan pendidikan dan kesehatan warga selama di pengungsian, serta memenuhi semua logistik maupun kebutuhan mereka sehari-hari.

Sebelum meninjau lokasi bencana, Ganjar  menginap di rumah salah satu warga yang jaraknya sekitar 300 meter dari lokasi bencana pada Senin malam (15/1). Dengan berjalan kaki dia meninjau lokasi tanah bergerak dan rumah-rumah yang rusak serta rumah-rumah yang menjadi tempat pengungsian.

Longsor dan tanah bergerak di Dusun Pramen membuat 14 rumah rusak dan jalan desa sepanjang sekitar 400 meter anjlok hingga mengakibatkan dusun Sikenong dan Suwidak terisolir. Dari data BPBD warga terdampak longsor sebanyak 52 KK di Dusun Pramen RT 01/RW II, terancam longsor 83 KK di sebagian Dusun Pramen RT 01/RW II dan RT 02/RW II, serta terdampak tidak langsung sebanyak 198 KK/719 jiwa di Dusun Sikenong dan 630 KK di Desa Suwidak.

Kalahar BPBD Jawa Tengah Sarwa Permana mengatakan untuk penanganan darurat bencana tersebut, Pemprov Jateng menyalurkan bantuan senilai Rp 132 juta.

“Rp 32 juta untuk pipanisasi air bersih sepanjang 3 km untuk dusun dan desa terisolasi, yang Rp 100 juta untuk operasional penanganan bencana,” katanya.

 

Penulis : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait