Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Wanita Bukan “Warga Kelas Dua”
- 06 May
- Prov Jateng
- No Comments
Semarang – Malam kian larut, halaman Gedung Pers makin dipadati penikmat seni. Mereka ingin menyaksikan pagelaran Sastra Pelataran ketujuh yang dihelat oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah, Jumat (5/5).
Pagelaran sastra itu juga diramaikan oleh Komunitas Sahabat Difabel, presiden penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri, sastrawan ternama Djawahir Muhammad, budayawan Gus Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus. Pada acara tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP pun didapuk untuk mendeklamasikan puisi karyanya.
“E ladhalah, iki zaman edan apa zaman kemasan
Ing dalan seslieweran pria wanita nyupir kendaraan
Ing kantor lanang wadon pada dasinan
Jare pria, wanita iku beda
Pria iku dadi pangarsa, wanita dadi pranata griya
Kanca wingking sebutane
Geneo saiki pria makaryo, wanita uga krida
Iki cetha ana pragolo saka Jepara
Ibu Kartini sejatine putri gagas emansipasi
Saiki dadi, saiki dadi akeh bukti wanita kebak prestasi
Kridaning wanita ngedhap-ngedhapi
Ngluwihi, ngluwihi pria kang gedhe marbawani
Wanita wingking sanes sebutane
Wanita sejati terusna kridamu
Krida ing wisma, krida ing praja,
Aja lena, aja nerak susila
Teguhno jroning nala lan cangga raharjaning praja
Wanita memang wanita.”
Syair puisi berbahasa Jawa itu dibacakan penuh penghayatan oleh Sri Puryono. Karyanya yang berjudul “Sanes Kanca Wingking” itu juga sebuah kado bagi kaum wanita yang baru saja memperingati Hari Kartini. Melalui puisi tersebut, dia ingin kaum pria membuka mata selebar-selebarnya bahwa peran wanita di ranah publik setara dengan pria.
Wanita, kata alumnus UGM ini, telah sukses mengaktualisasikan diri dan mencetak banyak prestasi. Karenanya, jangan ada lagi label bahwa wanita adalah “warga negara kelas dua” yang berjibaku dengan pekerjaan domestik, seperti mengurus suami dan anak. Tentu saja, wanita dapat berkontribusi untuk masyarakat.
Sri Puryono menjelaskan, di sela-sela tugas dan tanggung jawabnya sebagai sekretaris daerah, dia memang meluangkan waktu untuk menulis syair puisi. Sebab, berkesenian merupakan salah satu upaya nyata melestarikan budaya.
“Rohnya bangsa adalah budaya,” tegasnya.
Ketua PWI Jateng, Amir Machmud menyampaikan apresiasi positif karena Sri Puryono bersedia hadir sebagai tamu kehormatan pada acara itu bersama dengan penyair ternama lainnya. Dia berkomitmen, Pagelaran Sastra Pelataran akan rutin diselenggarakan sebagai upaya nguri-uri kabudayan.
Penulis : Ar, Humas Jateng
Editor : Ul, Diskominfo Jateng