Wagub Gagas Bantuan Dana Bergulir untuk Ponpes

  • 04 Oct
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Sejak 2014, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah mengembangkan Pertanian Terpadu Berbasis Pondok Pesantren. Melalui program tersebut, sejumlah pondok pesantren di Jawa Tengah menerima bantuan ternak, bibit tanaman pertanian maupun kehutanan. Program tersebut disertai pula dengan kegiatan percontohan dan dialog rutin.

Hal itu disampaikan Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam, Peni Rahayu saat mendampingi Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen, pada audiensi Komunitas Masyarakat Pesantren Indonesia (KMPI) di Ruang Kerja Wagub, Rabu (3/10/2018). Ditambahkan, pemerintah provinsi melalui Dinas Ketahanan Pangan juga menawarkan kegiatan Toko Tani.

“Ini untuk pondok pesantren yang sudah mempunyai usaha kegiatan perekonomian untuk bisa (menjadi tempat) menyalurkan beras yang sudah dirujuk oleh Dinas Ketahanan Pangan. Sebagian beras ini merupakan beras subsidi (dari pemerintah) kepada para petani. Ini bisa dijual kepada pondok pesantren, untuk kebutuhan mereka sendiri, maupun masyarakat sekitar, terutama masyarakat miskin karena harganya merupakan harga subsidi dari pemerintah,” jelasnya.

Untuk perbaikan bantuan, lanjut Peni, pihaknya melakukan pemetaan potensi pertanian pondok pesantren. Dengan dasar pemetaan potensi ini, akan lebih mudah mengarahkan dan mengembangkan usaha pondok pesantren.

“Sebenarnya ini sudah  kami rintis agak lama, namun belum selesai dan dari DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) akan membantu memappingkan dari selurah anggota komunitas masyarakat pesantren yang ada di Jawa tengah, kira-kira pengembangan usahanya akan mengarah kemana,” tutur dia.

Wagub Taj Yasin sepakat dengan upaya perbaikan yang sedang dilakukan Biro Isda saat ini. Sebab, dia menginginkan bantuan yang diberikan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi pondok pesantren, masyarakat maupun pemerintah.

“Saya berharap tidak seperti biasanya. Pemerintah membantu, tahun pertama kedua masih ada, tetapi tahun ketiga keempat sudah hilang. Kami tidak mau seperti itu. Jadi kami juga akan menilai betul-betul, bahwa bantuan apa yang telah kami perbantukan pada pesantren atau lembaga lain tetap berlangsung,” tuturnya.

Pria yang akrab disapa Gus Yasin ini pun menggagas agar bantuan yang diberikan bisa dalam bentuk dana bergulir. Dengan begitu, pondok pesantren yang dibantu akan memiliki motivasi untuk berkembang dan mengembalikan bantuan tersebut untuk pengembangan pondok pesantren lain.

“Nanti bisa kita ubah menjadi dana bergulir. Kepenginnya kami nanti ke depan bukan bantuan langsung, tapi bantuan bergulir. Artinya kita akan punya motivasi untuk berkembang, dan mengembalikan uang tersebut untuk membantu pondok pesantren lainnya,” pungkasnya.

Penulis: Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait