Viralkan Kegiatan Komunitas Peduli Lingkungan

  • 28 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

Magelang – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meninjau Curug Sigandulan yang ada di Dusun Gadingan Desa Sukorejo Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, Kamis (27/9). Menurutnya, curug tersebut memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan masyarakat sekitar.

Ganjar menyebut kejernihan dan kesegaran air yang dihasilkan sumber mata air di curug tersebut akan menarik investor untuk produksi air kemasan. Namun, Ganjar meminta agar masyarakat tidak membolehkan investor masuk. Dia berharap pengelolaan air dilakukan masyarakat sekitar dengan membuat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Sehingga, bisa mendatangkan pendapatan mandiri untuk desa.

“Hari ini air kemasan makin dibutuhkan dan semua orang maunya praktis. Apa yang terjadi? Sumber-sumber air seperti yang panjenengan punya sekarang dilirik oleh investor. Klaten sudah, tapi kalau di sini jangan. Kalau mau membuat, masyarakat saja yang membuat. Buat BUMDes, dikemas sendiri, dijual sendiri,” katanya usai meninjau curug.

Potensi lain, imbuh Ganjar, adalah pariwisata seperti halnya curug-curug di daerah lain. Dengan keindahan pemandangan alam  yang didukung pengelolaan dan penataan yang baik, dia yakin curug ini bisa menjadi favorit pengunjung untuk didatangi.

Namun dari semua potensi tersebut yang perlu diperhatikan adalah permasalahan sampah, khususnya plastik yang saat ini menjadi isu lingkungan yang belum terselesaikan. Masalah tersebut bisa ditangani dengan adanya komunitas peduli lingkungan dan sekolah-sekolah sungai yang banyak bermunculan setelah kongres sungai yang diprakarsai Jawa Tengah.

Kepedulian masyarakat ini bisa menjadi motor dalam mengubah perilaku masyarakat yang biasanya menjadikan sungai sebagai tempat sampah dan WC terpanjang. Namun itu saja tidak juga, perlu kearifan-kearifan lokal dan sanksi-sanksi sosial yang tegas agar bisa merubah perilaku buruk tersebut.

“Saat ini banyak masyarakat, komunitas-komunitas yang peduli, contohnya komunitas di dusun ini. Dan setelah kongres sungai, muncul sekolah-sekolah sungai, orang-orang yang peduli sehingga sumber-sumber air seperti ini dikonservasi. Tinggal dibuat aturan, bisa Perdes, atau Perda, kalau perlu ada hukuman sosial atau sanksi sosial,” ujarnya.

Ganjar juga meminta agar setiap kegiatan komunitas dalam rangka melestarikan dan mengkonservasi sungai direkam dan diupload ke media sosial agar bisa diviralkan. Sehingga nantinya kegiatan tersebut akan banyak orang mengikuti kegiatan serupa dan memunculkan bibit-bibit baru yang peduli terhadap lingkungan alam.

“Saya minta, zaman sudah modern, semua kegiatan direkam, divideo, terus di-upload dan menjadi cerita,” pungkasnya.

 

Penulis : Kh, Humas Jateng

Editor: Ul, Diskominfo Jateng

 

 

Berita Terkait