Upacara Hari Jadi, Rabu Simpanglima Ditutup

  • 14 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Upacara Peringatan Hari Jadi ke-68 Provinsi Jawa Tengah kembali dilakukan dengan cara yang berbeda. Tak hanya menggunakan pakaian adat, pada upacara yang berlangsung di Lapangan Pancasila (Simpanglima), Rabu (15/8), prosesi upacara tersebut rencananya juga akan memakai Bahasa Jawa.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP mengatakan tahun lalu upacara sudah menggunakan pakaian adat Jawa Tengah. Namun, bahasa yang digunakan masih Bahasa Indonesia.

“Peringatan tahun ini akan kami lakukan dengan berbeda. Rencananya, prosesi upacara akan menggunakan Bahasa Jawa,” bebernya.

Ditambahkan, pakaian adat yang digunakan kali ini, khususnya untuk pria, masih beskap Jawi Jangkep, lengkap dengan blangkon, keris, dan selop. Pakaian tersebut merupakan pakaian khas Jawa Tengah yang berasal dari kaum bangsawan dan keluarga keraton Surakarta.

Selain PNS, imbuh Sekda, pemerintah provinsi juga melibatkan pihak lain. Mulai dari unsur TNI/ Polri, mahasiswa, pelajar SMA/ SMK, dan pramuka. Seluruh mantan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah pun diundang dan diharapkan kehadirannya pada upacara tersebut.

Berkaitan dengan pelaksanaan upacara bendera Rabu (15/8), kawasan Simpanglima ditutup untuk jalur transportasi, sebelum pukul 06.30 hingga sekitar pukul 08.00. Arus lalu lintas akan dialihkan melalui Jalan Sriwijaya, Jalan Veteran, kawasan Kampung Kali, Jalan Erlangga, Jalan Pandanaran II, dan sekitarnya.

“Kami mohon maaf kepada masyarakat karena kawasan Simpanglima ditutup sebentar untuk upacara bendera. Kami mohon pengguna jalan mencari jalur alternatif lain di sekitar Simpanglima,” katanya.

Dijelaskan, Pucak Perayaan Hari Jadi ke-68 Provinsi Jawa Tengah melalui kegiatan Pesta Rakyat akan dipusatkan di Kabupaten Pemalang. Kegiatan tersebut akan berlangsung pada 18-20 Agustus mendatang. Beragam kegiatan dikemas menarik, dan melibatkan masyarakat.

Mulai dari pagelaran musik dengan menghadirkan artis nasional Virsha dan grup band Seventeen, senam, jalan sehat, gowes, night run, serta Festival Dolanan Anak. Ada pula pagelaran seni budaya tradisional maupun modern, kompetisi olahraga, bursa kerja dengan kualifikasi mulai tamatan SMU/SMK, diploma, sarjana, sampai pascasarjana, pameran usaha mikro kecil menengah (UMKM), dan kuliner.

“Kami juga menggelar Jateng Bersalawat. Tidak hanya itu, kami juga menyelenggarakan bhakti sosial dengan membagikan sekitar 1.000 paket sembako murah, pelayanan konsultasi kesehatan, edukasi gizi, dan sebagainya. Prinsipnya semua kegiatan adalah merakyat, melibatkan masyarakat, dan mengangkat potensi di Jawa Tengah,” tandas Sri Puryono. (Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait