Upacara Belum Rampung, Gunungan Produk UKM Ludes

  • 08 Jul
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Tabuhan gamelan sahut-menyahut mengiringi puluhan gunungan berisi produk unggulan kabupaten/ kota di Jawa Tengah yang diarak menuju Lapangan Pancasila, Sabtu  (8/7). Sebagian besar gunungan itu berisi hasil bumi, seperti sayur mayur dan buah. 

Ada pula gunungan berisi aneka jenang, seperti yang diusung oleh sejumlah warga Kabupaten Kudus. Bahkan, gunungan berisi gitar mainan dan kerajinan rotan Kabupaten Sukoharjo turut memeriahkan Upacara Peringatan Hari Koperasi ke-70 Tingkat Provinsi Jawa Tengah tersebut.

Arak-arakan gunungan itu sudah dinantikan warga Kota Semarang dan sekitarnya sejak 30 menit sebelum prosesi Grebeg Koperasi dimulai. Meski mentari makin menyengat, mereka rela menunggu di area lapangan demi bisa berebut produk UMKM yang ada di masing-masing gunungan.

Bahkan, ketika Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP membaca naskah Tekad Gerakan Koperasi didampingi Wakil Gubernur Drs Heru Sudjatmoko MSi, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP, dan sejumlah bupati/wali kota yang hadir, para warga di area Lapangan Pancasila sudah menyerbu gunungan produk UMKM. Rupanya mereka sudah tidak sabar menunggu selesainya prosesi acara.

Rina, warga Kota Pekalongan yang hadir bersama suami dan anaknya, juga ikut berebut gunungan Grebeg Koperasi. Sejak awal, puterinya yang berusia tujuh tahun merengek ingin mendapat holahop yang dipajang di gunungan kerajinan rotan Kabupaten Sukoharjo. Rina dan suami pun rela berdesakan dengan warga lainnya demi menuruti permintaan sang anak.

Selain Rina, Sugiharti, warga Kota Semarang juga rela berebut hasil bumi yang ada di sebagian besar gunungan. Perempuan tengah baya yang bekerja sebagai tukang parkir itu berhasil mendapat satu kantong plastik penuh berisi sayur mayur dan buah. Seperti terong, sawi, wortel, cabai, bawang merah, salak, hingga kerupuk.

“Sengaja nunggu dari tadi supaya bisa dapat gunungan. Lumayan untuk tambah-tambah bahan memasak besok,” ungkapnya.

Menurut Gubernur Ganjar Pranowo, rangkaian acara peringatan hari koperasi tersebut berhasil mencuri hati masyarakat. Pasalnya, Grebeg Koperasi itu dibalut dengan uniknya kesenian tradisional dan menampilkan puluhan gunungan berisi produk-produk unggulan.

“Ini cara baru merayakan peringatan hari koperasi yang tidak harus dengan upacara. Ini membawa partisipasi masyarakat dan budaya, termasuk kesenian. Kita harapkan tahun depan bisa kita lombakan sehingga kreativitasnya muncul,” ungkapnya mengapresiasi.

Pihaknya menjelaskan, Jawa Tengah menjadi provinsi lahirnya koperasi. Di Kabupaten Wonogiri misalnya, jumlah koperasi tercatat paling banyak. Sayangnya, tidak semua koperasi di sana berhasil eksis. Sejumlah koperasi yang tidak bergeliat akan dibina oleh dinas terkait. Sedangkan koperasi fiktif akan dicabut izinnya.

“Kita mengecek satu persatu koperasi ini hidup subur, atau mati malas hidup juga malas. Koperasi seperti itu harus kita bina. Tetapi koperasi yang ada di atas kertas kita minta izin kepada Pak Menteri untuk dicabut saja agar tidak menjadi koperasi proposal. Ketika jadi koperasi, mereka minta proposal kemana-mana,” tegasnya.

Mantan anggota DPR RI itu membeberkan, pengurus koperasi mengeluhkan nilai pajak yang dirasa tinggi. Untuk itu, mereka mengusulkan insentif pajak koperasi. Dengan adanya insentif pajak, maka peluang koperasi untuk tumbuh dengan subur semakin besar.

“Teman-teman koperasi meminta agar ada insentif pajak karena pajaknya dirasa cukup berat. Kita meminta tim kecil untuk merumuskan dan disampaikan kepada Pak Menteri nanti dan Menteri Keuangan agar koperasi mendapatkan insentif. Sehingga mereka bisa tumbuh subur dan mereka betul-betul bisa melaksanakan demokrasi ekonomi bahwa koperasi adalah saka gurunya ekonomi Indonesia,” bebernya.

Ganjar juga mengapresiasi sejumlah produk UMKM di Jawa Tengah yang berhasil merambah pasar mancanegara. Seperti ekspor gula semut, tikar kayu Blora, hingga gitar Sukoharjo yang mulai dilirik Rusia.

“Besok akan ada pameran di Rusia. Produk gitar dari Sukoharjo akan perform di sana dan yang memainkan adalah orang Rusia. Ini adalah salah satu contoh produk yang sukses diproduksi. Bahkan tadi dari produk kabupaten/ kota ada tikar yang dibuat dari limbah kayu. Kalau tidak salah dari Blora dan ini sudah ekspor. Gula semut juga sudah diekspor ke Australia. Maka dalam diskusi kita sampaikan agar produk kita konsisten dari segi kualitas dan kontinyuitas produk,” pujinya.

Menteri Koperasi dan UKM RI Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengapresiasi pagelaran Grebeg Koperasi yang berlangsung meriah. Menurutnya, acara-acara bernuansa budaya merupakan momentum tepat untuk memamerkan dan memasarkan produk unggulan UMKM.

“Suatu hal yang belum pernah saya hadiri dalam acara hari ulang tahun koperasi ada peristiwa budaya seperti ini. Kalau bisa Pak Gubernur untuk tahun-tahun berikutnya siapa pun yang ditugaskan sebagai penyelenggara agar bisa memadukan lagi nilai-nilai budaya itu dalam hari koperasi. Bagaimana pun kalau seni itu hidup semua UMKM akan terangkat,” ungkapnya.

Puspayoga sependapat, nilai pajak koperasi yang tinggi menjadi salah satu hambatan untuk perkembangan koperasi di tanah air. Padahal, koperasi-koperasi maju di mancanegara, seperti Singapura, bahkan pajak koperasinya mampu nol persen.

“Tidak ada koperasi di seluruh dunia yang maju-maju pajaknya tinggi. Itu tidak ada. Malah di Singapura itu tidak kena pajak sama sekali atau 0 persen. 62 persen pangsa pasar di Singapura itu untuk ritelnya dipegang oleh koperasi NTUC. Kita menganggap Amerika sebagai negara kapitalis, tetapi dari 300 koperasi terbaik di dunia itu 100 di antaranya dari Amerika. Mari kita berbenah,” jelasnya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait