UMKM dan Petani Jateng Harus Kuat dan Modern

  • 24 Feb
  • bidang ikp
  • No Comments

Temanggung – Penurunan kemiskinan tak akan berjalan tanpa pemberdayaan UMKM. Pasalnya, merupakan salah satu pilar ekonomi kerakyatan yang berperan penting dalam penyediaan lapangan kerja. 

“UMKM adalah sektor usaha yang kuat bahkan mampu bertahan saat ekonomi global terguncang krisis pada 1997. Selain itu UMKM merupakan salah satu solusi untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP saat menyampaikan pidato kuncinya pada Seminar Nasional Kewirausahaan di Pendapa Pangayoman Pemkab Temanggung, Sabtu (24/2).

Hadir pula dalam seminar bertema “Kesiapan Petani dan UMKM Temanggung Menangkap Peluang Pémodalan Berbasis Fintech” itu, Penjabat sementara (Pjs) Bupati Temanggung Sudaryanto, perwakilan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jateng dan DIY, perbankan, sejumlah kepala OPD, puluhan pelaku UMKM, serta petani di wilayah Temanggung.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tersebut, Sekda megatakan pengembangan UMKM harus mengoptimalkan potensi dan fasilitas yang ada, termasuk kemajuan teknologi. Terlebih kecanggihan teknologi informasi saat ini, memberikan peluang kepada UMKM untuk memperluas akses pasar melalui jaringan internet atau perdagangan elektronik (e-commerce)

Untuk menjawab persaingan global, Pemprov Jateng juga telah meluncurkan Cyber UMKM Sadewa Market. Sebuah platform e-commerce yang diharapkan mampu mempertemukan semua pelaku UMKM di seluruh Jawa Tengah dalam satu wadah manajemen digital, untuk selanjutnya bisa maju bersama menembus pasar dunia.

Sedangkan menyangkut permodalan, lanjut dia, sekarang ada fasilitas financial technology (fintech). Yaitu suatu industri ekonomi yang terdiri dari perusahaan yang menggunakan teknologi untuk membuat jasa keuangan agar lebih efisien. Apalagi di era serba digital, peluang fintech terbuka lebar, termasuk untuk membuat UMKM yang unbankable menjadi terakses layanan perbankan.

“Manfaatkan kemajuan teknologi untuk memajukan UMKM, sehingga bisa tumbuh menjadi usaha dalam skala lebih besar yang pada ujungnya dapat meningkatkan kesejahteraan. Melalui fintech, semoga menjadi spirit baru, harapan baru dan sukses baru bagi petani dan UMKM dalam meraup kesejahterannya,” harap mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah ini.

Sri Puryono menyebutkan, jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah pada Agustus 2017 sebanyak 18,01 juta orang, yang terserap bekerja sebanyak 17,19 juta orang. Artinya, ada sekitar 820 ribu pengangguran (4,57%). Sedangkan jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah pada September 2017 mencapai 4,20 juta orang (12,23%).

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya mendorong penguatan UMKM, antara lain melalui program penguatan kapasitas kelembagaan UMKM, peningkatan produktivitas pemasaran dan jaringan usaha, pengembangan produk unggulan daerah berbasis sumber daya lokal, program pengembangan akses permodalan dan efektivitas pembiayaan, serta program peningkatan kualitas SDM UMKM.

Sementara terkait pertanian, menurutnya petani sekarang telah diberikan kemudahan dalam pemasaran melalui fasilitas yang disediakan, antara lain Eragano, yakni sebuah perusahaan yang menyediakan penjaminan permodalan dan pasar. Eragano mampu mengurangi bahkan menghilangkan tengkulak-tengkulak mengingat petani bisa langsung membuka akses kepada pihak pembeli.

“Yang diperlukan petani dan UMKM adalah mereka harus siap dengan perkembangan teknologi. Modernisasi harus mereka tangkap. Selain itu pemerintah tidak kurang- kurang dalam memberikan fasilitas, sehingga tidak ada alasan bagi petani dan UMKM untuk maju,” terangnya.

Sri Puryono mencontohkan kemajuan pertanian di Amerika Serikat. Negara adidaya itu maju bukan karena nuklirnya yang kuat tetapi karena petaninya kuat. Meskipun dunia terjadi krisis pangan tapi Amerika tetap kuat dalam pemenuhan pangan. Karenanya Indonesia dengan dua musim dengan lahan subur sehingga diibaratkan “tongkat kayu jadi tanaman”, petaninya pun harus maju dan sejahtera.

“Pemerintah punya kewajiban menyejahterakan petani. Sementara para petani harus menjalankan profesinya secara serius atau jangan tanggung-tanggung, menjadi petani modern. Apalagi pemerintah telah memberikan berbagai fasilitas bidang pertanian secara bertahap, termasuk program Kartu Tani, Eragano, dan Regopantes.com,” bebernya.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pengukuhan Dewan Pimpinan Wilayah  Asosiasi Dosen Akuntansi Indonesia Jawa Tengah masa kepengurusan tahun 2018-2023.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait