Tularkan Virus Olahraga Bagi Pemuda Milenial

  • 19 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Magelang – Setelah sukses dengan event gowes, pesona Borobudur untuk penyelenggaraan sport and tourism kembali menjadi magnet ribuan peserta Bank Jateng Borobudur Marathon (BJBM) 2017. Tak sekadar berolahraga, para peserta, termasuk dari mancanegara tampak menikmati benar keberadaan Borobudur.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP beserta istri Hj Atikoh Ganjar Pranowo pun ikut ambil bagian sebagai peserta BJBM 2017. Kali ini mereka memilih kategori 10 K.

Saat melepas peserta, di Taman Lumbini, Kawasan Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Minggu (19/11), gubernur menyatakan akan terus mendorong Borobudur sebagai pusat event-event baik berskala nasional maupun internasional, khususnya yang berkaitan dengan olahraga dan kepariwisataan. Bagaimana pun, daya tarik Borobudur sebagai heritage dunia mampu mengundang banyak orang untuk menikmati keindahan alam di sekitar candi.

“Borobudur ini sebagai satu pusat atau saya jadikan sebagai episentrumnya yang bisa menyedot kegiatan banyak-banyak. Maka kita akan dorong terus banyak even agar kegiatan sport and tourism makin banyak di sini,” katanya.

Ganjar mengatakan selama dua bulan terakhir event yang diselenggarakan di Borobudur mampu menyedot antusias ribuan orang, seperti funbike yang diselenggarakan oleh Akademi Militer (Akmil) dengan peserta mencapai 12.000 orang, Tour de Borobudur pada 11 November lalu pesertanya bisa ribuan orang, dan yang terakhir BJBM yang juga menyedot sekitar 8.000 orang peserta. Untuk lebih mengundang banyak orang, baik lokal maupun mancanegara agar datang ke Jawa Tengah, event olahraga tidak hanya dikawinkan dengan pariwisata, namun juga kebudayaan dan kesenian tradisional masyarakat sekitar.

Track-nya kita sengaja masukan lewat kampung-kampung agar mereka bisa melihat perkembangan pembangunan pariwisata dan kebudayaan serta kesenian di sekitar Borobudur,” ujarnya.

Senada dengan Ganjar, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Imam Nahrawi yang ikut melepas peserta BJBM 2017 mengatakan tingginya antusias masyarakat yang mengikuti even BJBM ini diharapkan mampu menularkan pengaruh positif bagi para generasi muda. Olahraga lari maupun olahraga lainnya harus bisa jadi gaya hidup di tengah era globalisasi dan digital. Sehingga pemuda-pemuda Indonesia tetap menjadi generasi yang sehat dan kuat.

“Semoga ini bisa menjadi virus positif bagi kita semua khususnya anak-anak kita. Sekarang dengan era yang sedemikian canggih ini kita harus bisa menjadikan olahraga lari atau olahraga lainnya sebagai lifestyle,” katanya.

Imam juga terus mendorong agar semua provinsi di Indonesia bisa menggelar kegiatan serupa dengan tema masing-masing. Dengan begitu akan banyak orang dari negara lain datang ke Indonesia. Adanya event-event ini nantinya tidak hanya untuk kegiatan berolahraga namun juga bisa menggaungkan perdamaian di seluruh dunia.

“Saya kira semua provinsi harus menyelenggarakan ini. Semoga ke depan ini tidak hanya menjadi tempat berkumpulnya masyarakat dunia, tapi juga menggaungkan perdamaian,” ujarnya.

Imam berharap penyelenggaraan Borobudur Marathon ke depan akan menampilkan sisi baru yang belum digali. Misalnya tidak hanya menggabungkan dengan pariwisata namun juga bisa dipadukan dengan sisi religi atau spiritual

Sebagai informasi, penyelenggaraan BJBM 2017 diikuti 8.754 peserta dari Indonesia namun luar negeri. Sedikitnya ada 27 negara asal peserta yang mengikuti even ini, di antaranya Kenya 51 orang, Malaysia 23 orang, Amerika Serikat 20 orang, Jepang 12 orang, Singapura 12 orang, Belanda 7 orang, dan India enam orang. Di samping itu ada juga peserta dari China, Prancis, Ethiopia, Inggris, Australia, Korea Selatan, Brazil, hingga Uganda.

BJBM 2017 melombakan  tiga kategori, yakni Full Marathon (42 km), Half Marathon (21 km), dan 10K. Dari masing-masing kategori terdapat sub kategori Full Marathon Open, Full Marathon National, Half Marathon Open, Half Marathon Nasional, 10K Open, dan 10K National.

Rute yang dilalui peserta melewati pedesaan, persawahan dan tiga candi, yaitu Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Pawon. Untuk rute pedesaan peserta disuguhi penampilan kesenian tradisional dari 32 sekolah dan 15 desa yang dilewati.

Gubernur Ganjar beserta istri juga menjadi peserta di kategori 10K. Ganjar menyelesaikan larinya dengan catatan waktu satu jam 48 menit, sedangkan Istrinya Siti Atikoh mencatatkan waktu satu jam 19 menit.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait