Transformasikan Masyarakat dan Diri

  • 25 Jul
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Sebanyak 672 mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata (Unika), Selasa (25/7) dilepas Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP dan Rektor Unika Prof Dr Ir Y Budi Widianarko MSc untuk menjalani program wajib Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mereka akan diterjunkan di empat daerah, yakni Kabupaten Wonosobo, Grobogan, Kendal, dan Demak.

Saat memberikan sambutan, Rektor Unika Budi Widianarko menyampaikan, KKN sebenarnya adalah proses transformasi. Pihak yang bertransformasi bukan saja objek (masyarakat), tapi juga mahasiswa yang menjalani KKN. Proses tranformasi itu menjadi bagian penting dari sasaran indikator, sesuai motto universitas, yakni “Talenta Pro Patria et Humanitate”. Dalam Bahasa Indonesia memiliki arti talenta terbaik dipersembahkan, demi bangsa-negara serta kemanusiaan.

“Maka apapun yang telah didapat di sini, kalau tidak ditularkan untuk kebaikan, tidak akan berguna. Universitas ini tumbuh bekerja sama dengan pihak lain. Transformasi masyarakat itu dimulai dari transformasi diri sendiri,” pesannya saat upacara pelepasan di lapangan basket Unika.

Gubernur Ganjar Pranowo menyambung, dalam proses transformasi itu, di dalamnya antara lain ada aktivitas mengobrol dan melatih masyarakat. Ketika mengobrol, Ganjar meminta agar peserta KKN betul-betul memperhatikan sehingga mampu membaca kultur dan karakter masyarakat.

“Di Wonosobo masih banyak masyarakat yang enggan buang air besar di toilet. Maka saya titip kepada Anda, latih mereka, ajak mengobrol dan perhatikan betul, anda rasakan betul kenapa mereka tidak mau buang air di toilet,” kata dia.

Selain masalah jamban, Ganjar juga berpesan untuk mengkaji, apakah pola pembiayaan pembangunan rumah tidak layak huni di Wonosobo bisa diterapkan dengan pembiayaan di luar APBD dan mengecek apakah 14 indikator kategori miskin yang ditetapkan pemerintah,antara lain luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari  delapan meter persegi per orang dan sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik, sama dengan kategori yang ada di masyarakat.

Bagi mahasiswa yang melaksanakan KKN di Kabupaten Kendal, Ganjar meminta agar mereka membantu menciptakan pola komunikasi antara pemerintah desa maupun kabupaten dengan rakyat. Sebab, masyarakat Kendal mengeluhkan sulitnya berkomunikasi dengan pemerintah daerahnya.

“Saya ingin, coba Anda bangun di desa pola dan sistem komunikasi. Anak (jurusan) IT dan komunikasi mungkin bisa membantu. Bagaimana cara kita membangun agar pemerintahan ini makin terbuka, komplain masyarakat di-handle dengan baik dan dibangunkan suatu sistem komunikasi. Kalau mau studi banding bisa di Pemalang yang sudah membuat Puspindes (Pusat Pemberdayaan Informatika dan Desa),” beber dia.

Ganjar menceritakan, aktor dibalik pembangunan Puspindes adalah anak-anak muda yang bersedia menjadi relawan untuk membangun desanya. Berkat kerja keras mereka, saat ini hampir semua desa di Pemalang sudah “melek” IT.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait