Transformasi Menuju Pemerintahan Digital

  • 21 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Lima tahun masa kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP dan wakilnya Drs H Heru Sudjatmoko MSi akan berakhir pada 23 Agustus mendatang. Hingga kini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya bertransformasi menuju pemerintahan yang baik dan bersih. Bahkan, saat ini semakin banyak pelayanan publik berbasis digital untuk memberikan kemudahan warga Jawa Tengah.

“Pemprov Jateng menjadi perbincangan karena pemerintahannya relatif bersih dan beranjak dari pemerintahan yang bersifat konvensional menuju pemerintahan digital,” terang Gubernur Ganjar Pranowo saat menjadi narasumber dialog interaktif Mas Ganjar Menyapa di Puri Gedeh, Selasa (21/8).

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu mencontohkan, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Jateng telah meluncurkan perpustakaan digital i-jateng dengan 19.182 judul buku koleksi. Selain itu, dikembangkan pula digitalisasi arsip keluarga yang memungkinkan warga Jateng menyimpan arsip-arsip penting berbekal ponsel pintar.

Transformasi pemerintahan digital juga diwujudkan dengan meluncurkan Sistem Informasi Desa (Sidesa), Jateng SLIM (Sistem Layanan Informasi Mobile), dan Jaringan Informasi Pelayanan Publik (JIPP) pada Pesta Rakyat Jawa Tengah 2018 di Kabupaten Pemalang, Sabtu (18/8). Proses perizinan pun semakin mudah dengan hadirnya Sistem Informasi Aplikasi Perizinan Jawa Tengah (SIAP Jateng).

“Saya makin optimistis karena Jawa Tengah dilirik sebagai area untuk investasi yang bagus. Mereka mulai merubah cara mengelola perizinan untuk investasi. Sekarang harus mudah, murah, cepat sebagai wujud dari pelayanan prima kita,” lanjut gubernur.

Tak hanya terus melakukan inovasi di bidang pelayanan publik, Ganjar menjelaskan, Pemprov Jateng juga berupaya menurunkan, Pemprov Jateng juga berjuang agar pemerintah pusat menurunkan pajak penghasilan (Pph) final bagi pelaku UMKM. Perjuangan tersebut berbuah manis karena per 1 Juli 2018 presiden menurunkan tarif Pph final bagi pelaku UMKM dengan omset maksimal Rp4,8 miliar/tahun yang semula satu persen menjadi 0.5 persen.

“Kita dulu berjuang untuk menurunkan pajak UMKM menjadi setengah persen. Kita bertemu dengan Menteri Koperasi dan UMKM, Menteri Keuangan, Pak Presiden. Kita perjuangkan bersama tidak hanya untuk Jawa Tengah, tetapi untuk Indonesia. Hal ini agar pelaku UMKM tidak terbebani membayar pajak,” jelasnya.

Ganjar juga mendorong Bank Jateng untuk memberikan skema kredit produktif terjangkau bagi pelaku UMKM, di antaranya Mitra Jateng 25. Suku bunga rendah yang ditawarkan oleh program kredit tersebut berhasil menstimulus turunnya suku bunga kredit usaha rakyat (KUR).

“Kita harus menyukseskan program kemudahan akses permodalan. Kalau kita pakai pola lama lumayan mbulet. Akhirnya kita pakai perbankan dan ada Bank Jateng yang mengkaji itu. Alhamdulillah suku bunga tujuh persen Mitra Jateng sekarang sudah menulari KUR-nya juga menjadi tujuh persen,” urainya.

Di bidang olahraga, Pemprov Jateng tak hanya memperbaiki infrastruktur olahraga. Namun juga merancang sistem informasi olahraga yang menyimpan database tentang atlet. Berbekal sistem informasi itu, pengaderan atlet diharapkan semakin baik.

“Saya minta Dinporapar kita untuk membuat sistem informasi olahraga. Berapa atlet kita, prestasinya sampai di mana dengan satu harapan masing-masing yang track record-nya menunjukkan prestasi meningkat, kita akan hitung umurnya. Sampai umur berapa, tanding apa, dan di seluruh bumi ini ada pertandingan apa saja. Bisa nggak kita mengader atlet kita yang ada di Jawa Tengah agar bisa sampai bertanding di olimpiade bergengsi,” bebernya.

Ganjar mengaku bangga karena beberapa atlet balap sepeda downhill Jateng sukses memeroleh medali emas dan perunggu pada event olahraga Asian Games 2018. Mereka adalah Tiara Andini Prastika dan Khoiful Mukhib yang masing-masing memeroleh medali emas dan Nining Purwaningsih yang memeroleh medali perunggu.

“Selamat kepada mereka yang membawa nama harum bagi Jawa Tengah. Teruslah berlatih dan menginspirasi atlet-atlet muda kita,” pungkasnya.

Pelayanan prima tersebut dirasakan benar oleh salah satu pelaku UMKM, Khasna. Dirinya mengisahkan, semula hanya bermodalkan Rp50 ribu saat menjadi pedagang kaki lima. Namun, karena terus memperoleh pendampingan dari UMKM Center, Khasna pun mulai mengembangkan produknya dan memperluas pasar madu bit.

“Kita dapat pendampingan konsultan legalitas, packaging, manajemen usaha. Dari situ kita meraih banyak penghargaan dan ada event luar negeri ke Malaysia,” ujarnya.

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait