Tradisi Nginang pun Bisa Pikat Wisatawan

  • 18 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Temanggung – Sektor pariwisata merupakan ekonomi kreatif, sehingga dibutuhkan orang yang kaya ide dan gagasan yang berani keluar dari kebiasaan masyarakat. Termasuk para blogger dan vlogger yang memikat wisatawan melalui tulisan dan gambar beragam potensi daerah.

“Ada banyak hal bisa menjadi bagian para blogger untuk menarik wisatawan. Menceritakan pernak-pernik budaya, kuliner, dan potensi-potensi yang ada di desa dalam berbagai anggel. Hanya melalui media sosial, keindahan alam di pelosok bisa mendunia,” ujar Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo SH MIP pada acara Sarasehan Gayeng Gubernur Bareng Blogger, Vlogger, dan UMKM di Taman Alam Posong, Temanggung, Jumat (17/11) malam.

Dalam acara yang dihadiri puluhan blogger, vlogger dari berbagai provinsi, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta sejumlah wisawan mancanegara tersebut, gubernur mencontohkan potensi kopi dan tembakau Temanggung yang luar biasa.

“Ceritakan tentang kopi, sehingga dunia dapat ikut menikmati kopi dari Temanggung, atau mereka yang merokok bisa mencicipi tembakau Temanggung, bahkan mungin mereka yang hobi nyusur (nginang/nyirih),” katanya.

Para mahasiswa farmasi atau tenaga medis maupun ahli herbal, kata dia, dapat mengisi blog dengan menuliskan mengenai filosofi maupun manfaat orang mengunyah daun sirih yang dicampur biji pinang, kapur sirih, dan tembakau. Blogger mengungkap zat-zat yang terkandung dalam susur sehingga gigi orang-orang yang hobi nyusur/nyirih kuat dan sehat.

“Cerita tentang nyusur/nyirih yang merupakan perilaku budaya asli Indonesia yang kini langka dapat menjadi salah satu daya tarik daerah,” imbuhnya.

Selain itu, penggambaran tentang destinasi wisata yang dipadukan dengan beragam tradisi kehidupan masyarakat, aneka kuliner, serta bermacam kerajinan tertuang dalam tulisan maupun gambar yang ditayangkan melalui blog, website, maupun medua sosial dapat dengan mudah diakses oleh siapapun. Promosi di era milenial tersebut, kian menarik dengan tampilan foto-foto dan video berbagai aktivitas warga di tengah keindahan alam, kearifan lokal, keunikan budaya, kelezatan kuliner, aneka kerajinan, serta potensi lainnya. Sehingga siapapun yang membuka dan membacanya akan tertarik mengunjungi.

Salah satunya objek wisata Taman Alam Posong, Temanggung yang menawarkan pesona lembah Gunung Sindoro, keasrian alam, serta keunikan budaya atau kearifan lokal masyarakat sekitar. Menurut Ganjar, destinasi wisata pegunungan yang berlokasi di Desa Tlahap, Kecamatan Kledung tersebut, semakin memikat jika dikemas kreatif berkonsep serba alami. Baik akses masuk, bangunan tempat penginapan, serta kuliner disajikan seperti layaknya kehidupan di pegunungan.

“Jalan menuju ke sini tetap berbatu atau tidak diaspal, memang nggronjal-gronjal karena jalan pegunungan dan kondisi itu justru disukai turis-turis asing. Untuk penginapan, bisa memberdayakan rumah-rumah penduduk dengan kondisi apa adanya yang penting bersih dan rapi,” bebernya.

Pelancong tinggal di rumah warga, melihat dan ikut melakukan kebiasaan sehari-hari masyarakat, dan menikmati aneka menu khas daerah. Sehingga mereka merasa benar-benar hidup di tengah masyarakat pegunungan. Terlebih tidak sedikit wisatawan asing yang memburu suasana kehidupan yang masih alami dan tradisional di kawasan pegunungan dan laut di berbagai daerah.

Ia mencontohkan sektor pariwisata Banyuwangi, Jawa Timur yang terdongkrak dan dikenal hingga mancanegara karena mampu mengemas destinasi wisata dengan melakukan survei terhadap para wisatawan. Khususnya mengenai tanggapan wisatawan asing tentang konsep objek wisata.

Awalnya warga sekitar mendesak agar pemerintah membangun jalan menuju Pantai Merah. Setelah konsultan melakukan survei, ternyata wisatawan, terutama para turis justru lebih menyukai jalan yang tidak diaspal, penginapan jangan pakai listrik, tidak perlu ada fasilitas wifi. Mereka menginginkan suasana kawasan wisata yang benar-benar tenang dan nyaman.

“Kini pantai itu jadi destinasi unggilan Banyuwangi dan mendunia. Maka gali potensi daerah, ceritakan melalui tulisan dan unggah di blog ataupun media sosial lainnya agar dunia mengetahuinya,” katanya.

Senada diungkapkan para wisatawan asing yang turut hadir dalam sarasehan tersebut. Mereka lebih menyukai melintasi jalan tanpa aspal atau alami seperti jalan menuju wisata alam Posong. Selain itu suasana udara dingin pegunungan, hamparan pertanian di lereng Sindori, serta keramahan warga dan keunikan tradisi budaya masyarakat menjadikan suasana semakin menyenangkan.

“Saya suka tempat ini (Posong), karena suasananya sejuk dan pemandangannya masih alami. Jalan menuju ke sini juga menyenangkan. Menurut saya lebih baik dibiarkan alami seperti itu, karena justru menyenangkan,” ungkap Sarena Tryci, salah satu wisatawan asal Italia.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait