Tradisi Balon Udara, Jangan Tinggi-tinggian

  • 05 Jul
  • Prov Jateng
  • 1 Comment

Semarang – Meski sosialisasi bahaya pelepasan balon udara terus dilakukan, namun tetap saja masih ada masyarakat yang tak menghiraukan dengan alasan sudah menjadi tradisi selama Lebaran. Padahal, hal itu mengganggu lalu lintas transportasi udara.

“Sebenarnya pengaturan di darat sudah bagus, tapi pengaturan di udara ada yang perlu diperbaiki, yaitu pelepasan balon udara. Berkali-kali kita sudah melakukan sosialisasi, tapi masyarakat masih ingin menggunakan itu sebagai tradisi,” tutur Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah Satriyo Hidayat dalam acara Pengarahan Gubernur Jawa Tengah di Kantor Dinas Perhubungan, Selasa (5/7).

Lantaran menerbangkan balon udara sudah menjadi tradisi masyarakat, seperti di Wonosobo dan Pekalongan, upaya pelarangan sangat sulit. Karenanya, Satriyo berpendapat, tradisi itu tidak perlu dilarang. Yang perlu dilakukan adalah mengubah pola pikir masyarakat.

“Saya sampaikan ke direktur teknik bandara agar masyarakat tidak dilarang (menerbangkan balon), tapi pola pikirnya saja diubah. Misalnya jangan tinggi-tinggian tapi bagus-bagusan bagusan balon. Sehingga nanti dikemas balonnya ukuran seberapa, yang tingginya hanya sampai di bawah 100 meter supaya keinginan masyarakat untuk merayakan syawalan terpenuhi,” jelas dia.

Senada, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP juga sudah menyampaikan kepada Menteri Perhubungan Budi Karya agar tradisi menerbangkan balon udara tidak dilarang. Namun, pemerintah perlu menyosialisasikan agar balon udara diterbangkan di ketinggian yang tidak membahayakan penerbangan dan ada batas waktu balon boleh terbang.

“Saya bilang sama Menhub, jangan dilarang (karena) nggak bisa. Balonnya ditaleni wae jangan sampai lepas. Terus balone apik-apikan dan nanti lombane jam-jaman. Sekian jam diturunkan atau sak enteke gase,” tuturnya.

Lebih lanjut, Ganjar menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya pengaturan arus mudik dan balik yang lancar di Jawa Tengah. Semua pemangku kepentingan mampu melakukan koordinasi dan sinergi dengan baik.

“Sukses menyelenggarakan tentu tidak membuat bersombong diri, bahwa apa yang kita rencanakan setahun lalu mendekati sempurna. Tidak sempurna 100 persen. Saya kira teori manajemen yang mengatakan jika perencanaan baik, 50 persen pekerjaan itu sudah baik terbukti. Maka saya minta Pak Satriyo, begitu sudah ada evaluasi, langsung dibentuk panitia mudik untuk tahun depan,” urai dia.

Panitia mudik 2018, lanjut gubernur, nanti membuat check list penyelenggaraan mudik tahun ini yang masih perlu diperbaiki. Sehingga, penyelenggaraan tahun depan bisa lebih baik lagi dan lambat laun, menangani mudik akan menjadi hal biasa, di tengah semakin tingginya animo masyarakat.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait