Tingkatkan Eksistensi Ponpes dalam Hadapi Tantangan

  • 07 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Grobogan – Di tengah era globalisasi, tantangan yang harus dihadapi oleh para generasi muda sangat berat. Terutama peredaran narkoba yang sudah masuk ke semua lapisan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi saat bersilaturahmi dengan para pengasuh dan santri Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin di Desa Brabo, Kecamatan Tangungharjo, Kabupaten Grobogan, Senin (6/11). Menurutnya memerangi narkoba tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja namun harus bersama-sama oleh seluruh kalangan masyarakat. Apalagi dampak narkoba dapat merusak masa depan generasi muda.

“Tantangan paling besar tentu saja narkoba karena bisa masuk ke berbagai lapisan masyarakat. Bahkan kita sebagai orang tua pun belum tentu tahu anak-anak kita sudah menyentuh narkoba,” katanya.

Heru mengatakan pondok-pondok pesantren memiliki peran yang sangat strategis dalam memerangi narkoba. Sebab, ponpes lebih mengutamakan pendidikan agama dan menciptakan generasi muda yang memiliki landasan agama dan moralitas tinggi. Dengan dasar agama yang kuat diharapkan mampu menangkal peredaran narkoba di tengah masyarakat.

Selain tantangan narkoba, imbuhnya, generasi muda juga sangat rentan terhadap dampak negatif dari kemajuan teknologi informasi. Penggunaan teknologi informasi tanpa dilandasi dengan akhlak yang kuat dapat menjerumuskan mereka ke dalam perilaku yang menyimpang, seperti pornografi, radikalisme dan ujaran-ujaran kebencian yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan negara Indonesia. Ponpes memiliki andil yang sangat besar karena membekali para santrinya dengan landasan agama sangat kuat, mampu menyaring dan memilih informasi bermanfaat dan yang tidak bermanfaat.

“Adanya smartphone manfaatnya besar, tetapi kalau kita tidak punya dasar moralitas akhlakul kharimah maka bisa terperosok. Bukan manfaat yang diperoleh tapi mudharat,” ujarnya.

Melihat potensi yang besar itu, wajar jika pemerintah terus mendorong dan memfasilitasi pondok pesantren untuk bisa meningkatkan eksistensinya dengan memberikan bantuan-bantuan yang diperlukan ponpes agar dapat meningkatkan kualitas para santri. Dengan begitu, ke depan mereka bisa menjadi generasi penerus yang lebih baik daripada generasi sebelumnya.

“Kalau pondok pesantren semakin eksis saya pikir ini sangat baik karena kita tahu pendidikan di pesantren sangat baik. Di samping pendalaman agama yang menjadikan generasi kita berakhlakul kharimah, kita juga tahu santri diberi teladan para kiai justru memiliki komitmen kebangsaan luar biasa,” ucap mantan Bupati Purbalingga ini.

Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Grobogan, Heru juga memberikan sejumlah bantuan sosial. Di antaranya bantuan sosial pengembangan ponpes untuk Ponpes Sirojuth Tholibin sebesar Rp 75 juta dari Baznas Provinsi Jawa Tengah, bantuan rehabilitasi RTLH sebanyak 130 unit untuk Pemerintah Kabupaten Grobogan dan 31 unit untuk Desa Tuko, bantuan 500 ekor ayam dan 1,5 kosentrat untuk keluarga miskin di Desa Panunggalan Kecamatan Pulokulon, serta bantuan  sambungan listrik murah untuk 175 keluarga miskin di Grobogan.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait