Tiga Gubernur Hadiri Halalbihalal Keluarga MAJT

  • 30 Jun
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Halalbihalal keluarga besar Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) 1439 Hijriah/2018 di Aula MAJT, Sabtu (30/6), menjadi ajang silaturahmi istimewa. Sebab halalbihalal 2018 ini kali pertama dihadiri tiga tokoh yang pernah menjadi Gubernur Jawa Tengah. Yakni H Ganjar Pranowo SH MIP yang saat ini masih menjabat gubernur, Letnan Jenderal TNI H Bibit Waluyo dan Drs H Ali Mufiz MPA.

Acara itu dihadiri pula oleh mantan Wakil Gubernur Jateng KH Achmad, Ketua Dewan Pelaksana Pengelola (DPP) MAJT Dr Noor Achmad MA, Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jateng KH Iskandar Al-Khasani atau Chang I Po, tokoh lintas agama, serta para sesepuh.

Suasana hangat dan gembira terpancar pada wajah para tokoh dan sesepuh Jawa Tengah tersebut. Senyum bahagia terus tersingging di bibir mereka saat bertemu, berjabat tangan dan saling berpelukan. Para mantan pejabat di Jawa Tengah itu semakin akrab ketika berkumpul, duduk bersama sembari bertutur kabar dan saling bercanda.

“Pagi ini Allah telah menurunkan rahmat yang luar biasa. Para tokoh dan sesepuh Jateng hadir pada forum ini. Baru kali ini acara halalbihalal dihadiri tiga gubernur sekaligus. Ini merupakan berkah dalam bentuk kebersamaan untuk Jawa Tengah,” kata Ketua Umum DPP MAJT Jateng Dr KH Noor Ahmad MA di sela-sela acara.

Dikatakan, keberadaan MAJT sebagai simbol keberagaman baik di Jateng maupun nasional, tidak lepas dari keterlibatan para tokoh dan sesepuh yang saat itu berkumpul di MAJT. Pembangunan masjid terbesar di Jateng tersebut terlaksana berkat pembebasan tanah yang dilakukan Pangdam IV/ Diponegoro yang saat itu dijabat Bibit Waluyo.

Sementara itu KH Ahmad sebagai wakil gubernur di era Gubernur Mardiyanto ikut menangani pembangunan. Kemudian Ali Mufiz sebagai gubernur berikutnya yang melanjutkan pembangunan, lalu Ganjar Pranowo, gubernur saat ini, pemberi bantuan kepada MAJT.

“MAJT menjadi tempat berlindung bagi siapapun yang datang ke sini, menyatukan semua umat beragama, semua elemen masyarakat di Jateng, sebagai rujukan tidak hanya masyarakat Jateng tetapi nasional maupun internasional,” bebernya.

Mantan Rektor Universitas Wahid Hasyim Semarang itu menyampaikan, halalbihalal keluarga besar MAJT tersebut sekaligus bentuk rasa syukur atas pelaksanaan pesta demokrasi di Jateng yang berlangsung aman dan damai. Bahkan, sejak sebelum hingga usai pilkada tidak terjadi gesekan.

“Mudah-mudahan ini berkat doanya anak anak dan remaja MAJT yang mengadakan istighosah sebelum pilkada serentak kemarin,” ucapnya.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berharap, MAJT tidak sekadar tempat ibadah bagi umat Islam. Namun, juga menjadi pusat kajian berbagai disiplin ilmu, tempat berdiskusi tentang berbagai hal baik agama, sosial, budaya, maupun ekonomi.

Dalam sambutannya, Ganjar meminta maaf kepada semua masyarakat Jateng. Selama lima tahun memimpin Jateng pasti ada yang tidak suka, ada ucapan, perbuatan atau sikap yang kurang berkenan baik sengaja maupun tidak sengaja sehingga perlu meminta maaf kepada semuanya.

“Kedua saya sampaikan terima kasih atas dukungan masyarakat Jateng, sehingga arus mudik dan balik Lebaran 2018, berjalan lancar. Masyarakat menyambut arus mudik dengan penuh kegembiraan dan kebersamaan,” terangnya.

Jalur mudik di Jateng, kata mantan anggota DPR RI ini, kini semakin lancar, terutama jalan tol yang dahulu diinisiasi mantan gubernur Bibit Waluyo, sekarang luar biasa dan sudah menyambung dari Brebes hingga Sragen. Tidak ketinggalan pula terminal baru Bandara Internasional Ahmad Yani telah beroperasi.

“Terminal baru Bandara Ahmad Yani sudah dibuka dan sudah tidak ngisin-ngisini lagi. Tidak kalah penting juga harga-harga berbagai kebutuhan pokok tidak mengalami kenaikan yang tinggi.” terangnya.

Kemacetan yang terjadi di jalur antar kota di Jateng, menurut Ganjar menunjukkan investasi panjang para leluhur bahwa tradisi saling berkunjung antarkeluarga, silaturahmi terpelihara dengan baik, penanaman nilai-nilai seperti tepa selira, unggah-ungguh, sopan santun, dan lainnya.

“Terkait pilkada serentak 2018, alhamdulillah pesta demokrasi di Jateng berlangsung aman dan damai,” ucapnya.

Kondisi tersebut, kata Ganjar, menunjukkan kecerdasan masyarakat secara emosional dan spiritual. Masyarakat sudah dalam kesadaran penuh sehingga kondusivitas daerah terjaga, tidak ada konflik yang tajam, dan tidak ada pembelahan-pembelahan kelompok. Bahkan usai pilkada semua kembali berangkulan.

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait