Tetap Produktif di Masa Pandemi, Mengapa Tidak?

  • 09 Sep
  • ikp
  • No Comments

SEMARANG – Peran PKK di era kenormalan baru, menjadi bahasan dalam episode perdana “PKK Menyapa”, Rabu (9/9/2020). Dipandu Ketua TP PKK Provinsi Jateng Siti Atikoh Ganjar Pranowo, obrolan via Instagram itu menghadirkan Ketua TP PKK Kabupaten Wonosobo Fairuz Muhasim.

 

Perbincangan kali itu mengetengahkan tema “Tetap Produktif di Era Kenormalan Baru”. Siti Atikoh mengungkapkan, era kenormalan baru atau adaptasi kebiasaan baru, bukanlah ajang untuk bebas tanpa memerdulikan protokol kesehatan. Masyarakat, justru dituntut berdisiplin menerapkan prosedur menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan.

 

“Kalau kita disiplin dan menerapkan protokol kesehatan, kita tetap bisa beraktifitas. Jangan sampai kita lalai, karena bisa menjadi klaster baru. Jangan sampai sudah masa kenormalan baru tidak waspada,” ujar istri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo itu.

 

Pada kesempatan itu, Atikoh juga menjelaskan konsep Jogo Tonggo, yang digagas oleh Pemprov Jateng. Menurutnya, program itu tak sekedar berbagi, namun harus dilandasi kondisi nyata di sekitar tempat tinggal.

 

Jogo Tonggo itu tak sekadar berbagi sayur. Tapi didasari oleh kebutuhan warga di sekitar. Misalnya ada anak stunting (kerdil) perlu makanan tambahan, ada warga yang di-PHK kita bantu. Membeli kebutuhan dari warung di dekat rumah dan sejenisnya,” ungkap Atikoh.

 

Hal itu dibenarkan oleh Fairuz Muhasim. Di Kabupaten Wonosobo, konsep Jogo Tonggo juga dilakukan sesuai dengan kearifan lokal.

 

“Contohnya kemarin ada pembagian bibit sayur, ada pula yang bagi-bagi gas elpiji tiga kilogram. Bahkan ada Jogo Tonggo yang saling berbagi layanan konseling bagi orang lanjut usia,” sebutnya.

 

Di masa pandemi Covid-19, pihaknya juga rajin melakukan sambang dan memberikan asupan gizi kepada anak stunting. Hal itu dilakukan agar, tidak ada anak yang kekurangan gizi, meskipun di tengah pembatasan sosial seperti ini.

 

Selain itu, pihaknya juga membuat Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspega). Tujuannya, untuk memberikan rekomendasi, bimbingan dan pembinaan bagi remaja yang menikah dini.

 

“Siapa tahu bisa ditunda (menikah dini) karena menikah bukan hanya lahir, tetapi butuh kesiapan batin,” pungkas Fairuz. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait