Ternyata Ramah dan Suka Bergurau

  • 01 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Pekalongan – Peringatan Idul Adha 1438 Hijriah di Desa Mulyorejo, Tirto, Kabupaten Pekalongan disambut gembira warga. Betapa tidak, sejak malam takbiran (Kamis 31/8), mereka kedatangan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP.

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu pun menginap di rumah warga bersama istrinya Hj Atikoh Ganjar Pranowo. Keesokan harinya, Jumat (1/9) Gubernur Ganjar melaksanakan Salat Idul Adha bersama warga di Masjid Al Mukharom, Desa Mulyorejo, Tirto, Kabupaten Pekalongan. Tidak sedikit warga yang tak menyangka gubernurnya mau berlebaran haji bersama mereka.

“Saya tidak menyangka pak gubernur dan istrinya menginap dan Salat Id di desa ini, juga berkurban sapi untuk warga. Untung daerah sini sudah tidak rob lagi,” ujar Setyowati, warga Mulyorejo, usai Salat Id.

Demi bisa melihat langsung gubernur, Setyowati rela datang ke masjid bersama beberapa anggota keluarga dan kerabat sekitar pukul 05.30 WIB. Karena datang awal, ibu satu anak ini dapat melihat dan mendengarkan sambutan gubernur.

“Ternyata orangnya ramah dan suka bergurau. Tadi banyak kata-kata yang membuat orang tertawa. Saya senang dan bangga bisa melihat langsung dan salat bareng pak gubernur,” imbuhnya.

Gubernur mengaku sengaja bermalam dan melaksanakan Salat Idul Adha di kawasan yang kerap tergenang rob, sebab ingin menradisikan setiap Idul Adha melaksanakan Salat Id di berbagai tempat. Dengan begitu Jateng tidak hanya terpusat di Semarang.

“Saya sangat senang bisa Salat Id dan berkurban di tempat-tempat yang membutuhkan, karena banyak dusun yang belum pernah menikmati daging kurban. Kalau hari ini bisa berbagi kebahagiaan tentu lebih bermanfaat dan barokah,” ucapnya.

Ganjar tak lupa mengingatkan seluruh warga agar terus merawat keberagaman, menjaga kerukunan, mewaspadai berbagai fitnah. Termasuk ujaran-ujaran kebencian yang mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia.

“Banyak negara yang setiap hari ribut perang. Seperti di Rohingya Myanmar tidak bisa beribadah karena di sana warga terus berselisih, tapi di sini kita saling tolong,” terangnya.

Agar kesatuan NKRI selalu terjaga, lanjut mantan anggota DPR RI ini, masyarakat harus mewaspadai berbagai macam fitnah. Apalagi saat ini fitnah bisa dijual dengan harga ratusan jutaan rupiah  yang bertujuan untuk memecah belah kerukunan dan persatuan bangsa.

“Sekarang ini fitnah dapat dijual. Ada yang ingin memfitnah, menjelek-jelekan orang lain dan pemerintah. Fitnah yang dijual harganya mencapai ratusan juta. Fitnah kok dijual, wong dunyo kok diadu, iku ora kepenak. Kalau seperti ini kan enak, bisa salat bareng, wajahnya segar-segar,” bebernya.

Dalam kesempatan itu, gubernur didampingi istri, Atikoh Ganjar Pranowo, Bupati Pekalongan Asip Kholbihi menyerahkan secara simbolis hewan kurban satu ekor sapi seberat kurang lebih 8,6 kuintal dan bantuan Rp 25 juta dari Baznas Jateng untuk pavingisasi di masjid setempat.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait