Temui RTLH, Ganjar Hentikan Mobil dan Perintahkan Rehab

  • 30 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Grobogan – Usai menghadiri penanaman pohon dan peresmian Ekowisata Ujung Kendeng di Blok Barat Hutan Kendeng, Desa Jenengan, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Rabu (29/11), Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo DH MIP mendapati rumah yang kondisinya sudah reyot. Ganjar pun langsung menghentikan mobil dinasnya dan turun mendatangi rumah tersebut.

Saat itu kondisi rumah masih terkunci dengan gembok. Tak berapa lama, seorang wanita dengan menggendong balita mendatangi rumah tersebut. Wanita bernama Listiyati itu kemudian membuka gembok dan mempersilahan Ganjar bersama Bupati Grobogan Sri Sumarni untuk masuk.

Ketika mempersilakan Ganjar masuk, Listiyati agak sedikit malu. Sebab, rumah yang dihuni bersama suaminya Sutrisman alias Paino dan dua anaknya sangat jelek. Begitu masuk, Ganjar trenyuh melihat kondisi rumah yang sangat memrihatinkan. Dinding rumah terbuat dari anyaman bambu yang sudah rapuh, lantai masih dari tanah liat. Hanya ada satu kamar tidur dan dapur yang dibatasi dengan sekat anyaman bambu. Bahkan atapnya banyak yang bocor saat hujan turun.

Wanita asal Kudus ini mengaku rumah itu merupakan warisan peninggalan mertuanya. Listiyati dan suaminya belum memiliki pekerjaan yang mapan. Suaminya hanya buruh serabutan dengan upah Rp 20 ribu perhari.

“Saya buruh angkat batu. Upahnya cuma Rp 20 rupiah per hari,” katanya.

Melihat kondisi rumah yang masuk dalam kategori rumah tidak layak huni (RTLH), Ganjar berinisiatif untuk membantu merehabilitasinya.

“Mau saya bantu? Nanti rumahnya dibenerin biar lebih bagus. Tapi bantuannya tidak banyak, nanti warga juga harus ikut bergotong-royong,” katanya.

Mendengar perkataan Ganjar, Listiyati dengan mata berkaca-kaca langsung menyalami Ganjar dan mengucapkan terima kasih berulang kali.

Nggih, mau pak,” jawabnya.

Ganjar kemudian meminta agar rehabilitasi rumahnya nanti tidak terlalu besar dan yang terpenting memenuhi syarat rumah layak huni. Dia juga mengingatkan warga untuk ikut bergotong royong membangun rumah tersebut karena bantuan yang diberikan tidak terlalu besar.

Menurut Ganjar, RTLH semacam ini masih banyak di Jawa Tengah. Sehingga dia meminta setiap kabupaten/ kota untuk segera melakukan pendataan secara valid agar RTLH-RTLH mendapat bantuan pemugaran baik dari pusat, provinsi, maupun kabupaten/ kota.

“Kita harus mulai mendata ada berapa agar kita bisa keroyok. Tapi harus cepet-cepet, kan tidak bisa kita melihat kondisi rumah seperti itu,” tuturnya.

Terkait rehabilitasi rumah Paino, Ganjar mengaku berencana akan menggunakan dana pribadinya atau juga bisa diusulkan dengan menggunakan dana dari Baznas Jawa Tengah.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait