Tawa Para Mantan Teroris Ketika Diledek Ganjar

  • 29 Jun
  • ikp
  • No Comments

SURAKARTA – Sekumpulan manusia yang pernah menebar teror di Republik ini berkumpul di Solo, Kamis (28/6/2019). Tapi jangan khawatir, mereka tidak sedang merencanakan aksi teror baru. Justru para mantan narapidana terorisme itu asyik bercanda tawa dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu ada di sana dalam rangka menghadiri halalbihalal yang digelar Yayasan Gema Salam. Yayasan ini menghimpun para eks napi terorisme untuk mendampingi mereka menjalani kehidupan normal selepas penjara.

Ganjar yang didaulat memberikan sambutan justru memanfaatkannya sebagai ajang canda tawa. Ia menyapa bahkan meledek para mantan teroris itu selayaknya di tengah reuni sahabat lama.

“Saya penasaran, mas Jack Harun ini aslinya darimana?” tanya Ganjar begitu naik panggung pada acara halalbihalal mantan napi terorisme di Hotel Salaview Solo, Jumat (28/6).

“Yogya pak, dari Gunung Kidul,” jawab Jack yang nampak kaget. Mantan anak buah pelaku Bom Bali, Noordin M Top itu tak menyangka, Ganjar membuka sambutan dengan menanyakan daerah kelahirannnya.

Belum habis kekagetan Jack, ia dibuat terpingkal-pingkal mendengar respon Ganjar.

“Oh dari Gunung Kidul. Masak ana jeneng Jack Harun ning Gunung Kidul (masa ada nama Jack Harun di Gunung Kidul). Saya tahunya orang Gunung Kidul itu namanya Tugimin,” canda Ganjar.

Kolega Jack yang berkumpul di Hotel Salaview juga tak kuasa menahan tawa ketika Ganjar meneruskan ledekannya.

“Mas Jack sekarang jualan soto ayam, katanya ayamnya dipilih yang tua-tua. Lha pasti alot dagingnya, kan ayame wis mbah-mbah,” sergahnya.

Tawa kembali pecah berderai-derai di ruangan berukuran 10 x 20 meter itu. Selain Jack, puluhan mantan napiter lain juga datang. Selepas menjalani hukuman, rata-rata sekarang sibuk berdagang. Dari jualan soto, usaha bengkel, hingga laundri.

Melihat kekocakan Ganjar, puluhan kolega Jack pun tak sungkan lagi tertawa lebar. Setelah acara, mereka pun merubung Ganjar. Ada yang hanya salaman, ada yang mengajak swafoto sebagai kenang-kenangan.

Para mantan napiter nampak senang karena merasa diterima sebagai teman. Padahal dalam keseharian selepas penjara, masih banyak anggota masyarakat yang alergi pada mereka.

Stigma sebagai mantan teroris rupanya masih melekat kuat. Untuk meluruhkannya, Jack tak kurang akal. Ia membuat program soto gratis setiap jumat.

Sambutan Ganjar yang lepas menurutnya menjadi suatu hal yang menggembirakan. Dengan ini ia berharap stigma sebagai teroris pelan-pelan menghilang.

“Semoga menjadi bukti bagi masyarakat bahwa kami sudah bisa membaur, berbagi, dan melepas masa lalu yang kelam,” tandasnya.

Sementara, Ganjar mengaku sepakat dengan ide penerimaan kembali para eks napiter. Menurutnya, jika mereka sudah berikrar kembali pada NKRI, maka Negara wajib melindungi dan mendampingi.

“Pasti akan kami bantu, toh mereka juga anak bangsa. Caranya ya sosialisasi kepada masyarakat untuk memulihkan mereka, bantuan akses kredit, pelatihan dan pendampingan,” tandasnya. (Humas Jateng)

Berita Terkait