Tanamkan Nilai Kepahlawanan kepada Anak Usia Dini Melalui Dongeng

  • 13 Nov
  • ikp
  • No Comments

SEMARANG – Puluhan anak-anak usia dini terlihat senang dan antusias mendengarkan dongeng, tentang sikap tolong menolong antara burung dan semut. Mereka tak jarang bersorak dan tepuk tangan, di sela-sela alur cerita yang dibawakan Kak Eka, dari Kampung Dongeng Semarang.

Ya, siang itu puluhan siswa dari sejumlah taman kanak-kanak (TK) se-Kota Semarang, mengikuti kegiatan pengenalan nilai kepahlawanan yang dihelat Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, di halaman kantor Taman Makam Pahlawan Semarang, Rabu (13/11/2024).

Kehadiran Kak Eka mampu memberikan rasa gayeng di tengah cuaca yang cukup terik. Mulai dari bernyanyi, bercerita, berbagi hadiah, hingga motivasi. Menariknya, pada penghujung aksi, Kak Eka menghadirkan Lili, teman bonekanya yang jenaka.

Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Imam Maskur mengatakan, pentingnya menanamkan pengetahuan tentang nilai-nilai kepahlawanan sejak usia dini.

“Momentum Hari Pahlawan sangat penting dijadikan pengenalan nilai kepahlawanan kepada generasi bangsa, terutama usia dini,” katanya.

Artinya, perjuangan para pahlawan tidak perlu lagi diteruskan dengan mengokang senjata, melainkan menyerap nilai dari semangatnya dalam membela bangsa dan negara.

“Jadi, mereka ini adalah generasi bangsa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan yang akan datang. Sehingga, mereka harus bisa menghargai jasa pahlawan, dan mencintai NKRI,” tuturnya.

Penanaman nilai kepahlawanan itu salah satunya dilakukan, dengan menggelar lomba mewarnai bertema pahlawan, juga dengan aksi dongeng, yang menceritakan bagaimana hidup bergotong royong dan tolong menolong.

“Baik lomba mewarnai dan hiburan dongengnya, juga bertema pahlawan,” ungkap Imam.

Sementara, Kak Eka mengatakan, menanamkan nilai kepahlawanan melalui dongeng, akan lebih mudah diterima bagi anak-anak usia dini.

“Saya ditemani Lili (boneka), bercerita tentang bagaimana hubungan yang akur, rukun, dan saling tolong menolong, meski ada perbedaan, yakni antara burung dan semut. Ini diambil dari pedoman Bhinneka Tunggal Ika,” pungkasnya. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait