Tanam Apa Saja, Jangan Lupa Pelihara

  • 29 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Upaya pencegahan atau mitigasi bencana terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sehingga dapat mengurangi terjadinya bencana alam di Jawa Tengah yang juga dikenal sebagai supermarket bencana.

Sekda Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP mengatakan konservasi hutan, tanah, dan air sangat diperlukan untuk dapat mencegah terjadinya bencana. Karenanya program penanaman pohon harus terus ditingkatkan, terutama di daerah hulu maupun daerah sekitar kawasan waduk atau bendungan yang dapat berfungsi sebagai resapan air.

“Kalau membangun bendungan ataupun waduk besar kalau di atas, di hulunya, hutannya tidak dipelihara tidak akan ada air. Jadi hutan, tanah, dan air itu harus perlu kita jaga betul,” katanya saat menghadiri acara Penanaman Pohon dan Penebaran Benih Ikan dalam rangka Hari Bakti Pekerjaan Umum (PU) ke-72 di sekitar kawasan Waduk Jatibarang, Semarang, Selasa (28/11).

Menurut Sri Puryono untuk mendorong gerakan menanam pohon, Presiden RI Joko Widodo juga sudah memerintahkan setiap warga negara menanam 25 pohon sepanjang hidupnya. Hal itu sebagai bentuk tanggung jawab kepada alam yang telah memberikan oksigen agar manusia dapat terus hidup.

“Kenapa 25? Sudah dihitung kebutuhan kita menyerap oksigen selama kita hidup rata rata 69 tahun ini memerlukan sekian ton oksigen yang tidak beli. Nah gantinya, kewajiban kita adalah menanam minimal 25 pohon,” ujarnya.

Gerakan menanam pohon, imbuh Puryono, diharapkan jangan hanya sebatas seremonial saja. Namun juga harus dipelihara agar dapat tumbuh berkembang dengan subur.

“Gerakan ini jangan hanya seremonial, harus dipelihara betul. Kalau mau menanam apa saja asal dipelihara, minta bibitnya kepada kita. Kita sediakan dua juta batang per tahun,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana Ruhban Ruzziyatno mengatakan konservasi hulu sangat penting untuk mencegah datangnya bencana yang sering kali terjadi di hilir. Oleh sebab itu, konservasi waduk merupakan poin penting karena 30 persen bencana banjir dapat dikendalikan jika waduk atau daerah resapan air bisa berfungsi dengan optimal.

“Kalau konservasi hulunya terganggu akan terjadi kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim hujan,” katanya.

Gerakan menanam pohon dan tebar benih ikan ini melibatkan pelajar, mahasiswa, masyarakat dan instansi-instansi pemerintahan yang lain. Penanaman pohon kali ini berjumlah 7.550 batang yang lokasi penanamannya tersebar di sejumlah kelurahan, yakni Kelurahan Jatibarang (3.000 batang), Kedungpane (1.000 batang),  Kandri (1.550 batang), Mijen (1.000 batang), dan Jatirejo (1.000 batang).

Sedangkan untuk penebaran benih ikan berjumlah 10 ribu ekor berjenis nila. Ikan-ikan tersebut diharapkan bisa juga untuk membantu perekonomian warga sekitar karena Waduk Jatibarang selain dijadikan sebagai obyek wisata juga menjadi spot mancing warga Semarang.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait