Tak Menentu, Ber-“Stand Up Comedy” di Hadapan Isteri

  • 30 May
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Apa jadinya jika harus ber-stand up comedy di depan orang terkasih? Perasaan tak menentu itu yang dihadapi Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP, saat didaulat ber-stand up comedy di hadapan istrinya Hj Rini Sri Puryono, pada acara “Ngabuburit Karo Ngakak” di depan halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa (29/5) malam.

Sekda Sri Puryono mengungkapkan, hal semacam itu hampir dialaminya pada 1981. Dia yang diminta melawak, berpesan kepada pacarnya, “Dik aja nonton ya, aku meh ngelawak.”

Keberhasilan lolos dari kehadiran pacarnya kala itu, tak terulang saat akan tampil di hadapan para wartawan dan undangan pada acara “Ngabuburit Karo Ngakak”. Sri Puryono yang semula mengaku berangkat untuk ceramah, tapi ketahuan karena meme mengenai acara tersebut sudah tersebar di media sosial, termasuk Whatsapp grup istrinya.

Aku mau pamit meh ceramah, lho jare ning WA grup meh stand up comedy, lha kok ngakune ceramah. Lha ngapusi berarti. Malah teka iki bojoku,” selorohnya, yang disambut tawa pengunjung.

Berbagai persoalan pun dibahas dengan santai namun mengundang gelak tawa. Mulai dari gaji ke-13 dan THR, hingga kenaikan harga yang seringkali dikeluhkan masyarakat saat menjelang Lebaran.

Tak hanya Sekda yang didapuk untuk ber-stand up comedy, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Benk Mintosih, Edi Noersasongko, Harjanto Halim, hingga Kaesang Pangarep pengusaha sekaligus putra Presiden RI Ir Joko Widodo pun didaulat menyampaikan cerita lucu mereka. Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi menyinggung mengenai Ramadan yang membuat sejumlah orang lebih religius. Termasuk, menjelang UN di mana banyak diselenggarakan kegiatan istighosah atau doa bersama.

Ya, kegiatan itu merupakan rangkaian HUT ke-20 Forum Wartawan Pemprov dan DPRD Jawa Tengah (FWPJT) yang dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama memberikan santunan kepada 250 anak yatim piatu dari tiga Panti Asuhan dan Ponpes di Kota Semarang serta dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama. Sementara sesi kedua diisi dengan stand up comedy dimana komikanya adalah tokoh-tokoh masyarakat, para birokrat, dan wartawan senior.

Sekda Jawa Tengah Sri Puryono mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh FWPJT. Menurutnya memberi santunan bagi anak-anak yatim piatu, para difabel, dan masyarakat yang kurang beruntung merupakan bentuk kepedulian yang bisa merangsang kesadaran sosial umat.

“Bagi-bagi santunan ini luar biasa. Ini bentuk kepedulian sosial dan harapan saya itu membentuk kesadaran sosial,” katanya.

Sekda berharap kegiatan positif seperti ini dapat ditularkan kepada banyak pihak mengingat pada Ramadan ini semua amalan yang dilakukan akan mendapatkan pahala yang dilipatgandakan.

“Masih ada waktu kurang lebih 15 hari ayo kita berlomba lomba kebaikan mumpung kita masih dikasih kesempatan,” ajaknya.

Di sesi kedua yang digelar pada malam harinya setelah ibadah shalat terawih menampilkan gelaran stand up comedy. Stand up comedy ini cukup unik karena para komikanya selain komika yang sudah malang melintang di dunia perkomedian tapi juga menampilkan para tokoh masyarakat, birokrat, hingga wartawan senior yang menjadi komika dadakan.

Pada kesempatan itu FWPJT juga memberikan penghargaan mitra jurnalis FWPJT kepada sejumlah tokoh dan lembaga, diantaranya Sekda Jateng Dr Ir Sri Puryono KS MP, Kaesang Pangarep, Bank Jateng, Wali Kota Hendrar Prihadi, Bupati Kudus Musthofa, Rektor Udinus Edi Noersasongko, dan Sekwan DPRD Jateng Indra Surya. (Kh,Humas Jateng/ Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait