Tak Ingin Ulangi Kasus Brexit, Polda Bentuk Satgas Pengamanan Tol

  • 16 Jun
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Mengantisipasi terjadinya macet panjang seperti di exit tol Brebes (Brexit) pada tahun lalu, Polda Jawa Tengah kini membentuk satgas pengamanan tol. Untuk memudahkan koordinasi, tim satgas dibagi ke dalam kluster.

“Khusus Polda Jateng membentuk satgas pengamanan tol. Di Polda dibagi tiga cluster supaya mudah koordinasi. Yaitu, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, dan Batang-Kendal. Karena ini jadi atensi Presiden, tidak boleh lagi terjadi Brexit kedua. Jadi kita betul-betul mempersiapkan dengan peralatan yang dibantu instansi lain, termasuk TNI untuk mengamankan jalur tol fungsional,” kata Kepala Biro Operasional Polda Jateng Kombes Pol Hariyanto SH MHum saat Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Operasi Ramadniya Candi 2017 dalam rangka Pengamanan Idul Fitri, di Grhadhika Bhakti Praja, Kamis (15/6).

Struktur tersebut, imbuhnya, akan membawahi tiga pos terpadu dan pos rest area. Sepanjang 112 km jalur tol fungsional (Kaligangsa-Gringsing), akan ada sembilan rest area. Beberapa masih sangat sederhana, tetapi tetap sudah disiapkan fasilitas mushola, toilet, tempat istirahat, kios Pertamina dan pos pengamanan.

Berkaca dari pengalaman tahun lalu, Hariyanto menyampaikan, salah satu faktor penyebab kemacetan yang sulit diurai adalah tidak adanya “wasit” yang mengawasi kepadatan lalu lintas, mulai dari tol di Jawa Barat. Padahal terdapat penyempitan di sepanjang jalan tol mulai dari tol Cikarang terdapat 26 gate pembayaran tol, menuju Palimanan menyempit 21 gate, dan sampai di Brexit hanya delapan gate. Saat ini, di Kaligangsa juga hanya terdapat 10 gate.

“Kalau tidak diatur manajemen dari Jakarta, dari gerbang utama Cikarang, semua digelontorkan ke Jateng akan terjadi lagi seperti itu. Namun sekarang diatur, akan dibagi. Jika kepadatan volume kendaraan sudah melebihi, akan dikeluarkan melalui jalur pantura atau lainnya. Dari Mabes Polri juga menempatkan brigjen-brigjennya untuk jadi ‘wasit’ di Jateng dan Jabar, supaya bisa koordinasi antar wilayah,” papar dia.

Ditambahkan, nantinya pada setiap lima kilometer akan ditempatkan kendaraan patroli. Total ada 26 kendaraan patroli yang siap melayani pemudik jika sewaktu-waktu menemui kendala. Di samping itu, pihaknya menyediakan 29 lampu thunder light agar pemudik tidak khawatir ketika melewati jalur yang sepi.

Hariyanto juga menginformasikan, jalur tol fungsional Kaligangsa-Gringsing hanya bisa dilintasi kendaraan kecil. Sehingga, bus atau kendaraan besar akan dikeluarkan di Brebes Timur dan Barat. Sementara, truk tanki Pertamina sudah disiapkan jalur khusus untuk keperluan penyediaan BBM di ruas tersebut.

Wakapolda Jateng Brigjen Pol Drs Indrajid SH menyambung, volume kendaraan yang masuk ke tol sebenarnya sudah bisa dihitung sebelumnya. Pihak yang paling paham volume per kapasitas kendaraan adalah Jasa Marga. Maka, jika sudah dihitung, bisa diperkirakan berapa volume kendaraan yang masuk di gate berikutnya.

“Sudah bisa dihitung sebelumnya sejak di Cikarang utama. Umpama 1.000 kendaraan masuk, yang keluar berapa. Kalau sudah tidak bisa memenuhi, segera dialihkan,” pintanya.

Indrajid mengingatkan rekayasa lalu lintas yang menjadi tanggung jawab kepolisian, tidak menunggu macet. Untuk itu, Jasa Marga mesti berkoordinasi dengan kepolisian agar bisa segera dilakukan antisipasi.

“Jangan tunggu macet dulu baru direkayasa. Kalau sudah macet apa yang mau direkayasa. Jadi sebelum macet harus direkayasa,” tandas dia.

Apabila nanti di tol fungsional Kaligangsa terjadi kemacetan, dia menyampaikan, sesuai pesan Kapolri Tito Karnavian, masyarakat dibebaskan saja membayar tol. Tarif tol nanti ditagihkan kepada negara.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi menyampaikan, pada tahun ini diperkirakan sebanyak 8,14 juta pemudik masuk ke Jawa Tengah.  Moda transportasi darat masih menjadi tumpuan pergerakan, baik dengan menggunakan angkutan jalan darat maupun kereta api. Menurut laporan dari Tim Mudik Jateng, pemudik menggunakan sepeda motor naik sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya.

“Kemudian  pemudik mengendarai mobil pribadi diperkirakan meningkat tajam, mencapai 40 persen dan pemudik menggunakan angkutan umum terutama bus diperkirakan turun. Kondisi ini jadi tantangan bagi kita bersama. Macet akan selalu terjadi. Yang penting adalah bagaimana agar macet itu tidak sangat parah hingga berkilo-kilo,” jelasnya.

Kejadian Brexit tahun lalu jadi pelajaran berharga untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan pada tahun ini. Apalagi sekarang tol fungsional Kaligangsa hingga Salatiga sudah bisa digunakan.

“Saya berharap diperhatikan betul penerangan jalan di ruas-ruas jalan yang kondisinya gelap. Apalagi diperkirakan puncak mudik pada 23-24 Juni, sehingga fungsional tol harus buka 24 jam. Selain itu siapkan jalur-jalur alternatif di titik-titik yang kemungkinan akan terjadi kemacetan,” pesannya

Kanal komunikasi, kata Wagub, dibuka selebar mungkin agar masyarakat mudah memberikan informasi jika terjadi kendala. Rest area yang ada, diminta memberikan layanan dan fasilitas yang memadai, seperti penyediaan  air minum, tim medis untuk pelayanan kesehatan, tukang pijat, stok BBM, serta ketersediaan sanitasi seperti MCK. Pada titik-titik tertentu, pemerintah juga sudah menyiapkan helikopter SAR.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

 

Berita Terkait