Tak Harus Berpenampilan “Necis”

  • 30 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

Surakarta – Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jawa Tengah belum sepenuhnya memeroleh kemudahan akses modal tanpa agunan. Dari 4,131 juta pelaku UMKM di provinsi ini, baru 3,59 persen di antaranya yang sudah memeroleh penjaminan agunan oleh PT Jamkrida Jateng.

“Kalau kita lihat jumlah UMKM yang ada di Jawa Tengah yaitu sekitar 4,131 juta orang, yang sudah terjamin (agunan oleh Jamkrida Jateng) sebanyak 148 ribu atau 3,59 persen. Kalau saya gabung antara Jamkrida dan Jamkrindo, baru 569 ribu UMKM yang mendapat penjaminan dari 4,131 juta UMKM se-Jateng atau baru sekitar 13,78 persen,” terang Asisten Deputi Non Bank dan Perpajakan Kementerian Koperasi dan UKM RI Ir Suprapto MSc saat menghadiri Rapat Koordinator PT Jamkrida Jateng Bersama Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah bertajuk “Memperkuat Peran Kabupaten/Kota dalam Penjaminan Kredit kepada Koperasi dan UMKM melalui PT Jamkrida Jateng” di Lor Inn Hotel, Selasa (30/1).

Direktur Utama PT Jamkrida Jateng M Nasir Siregar menjelaskan, pihaknya telah memberikan penjaminan agunan untuk program kredit produktif di kabupaten/ kota. Seperti program kredit Melati di Kota Surakarta, program kredit Mawar di Kabupaten Purbalingga, dan program kredit Mentari di Kabupaten Wonogiri.

“Kami juga telah bekerja sama dengan lebih dari 88 lembaga keuangan di Jawa Tengah,” jelasnya.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menyampaikan, untuk membantu UMKM, pihaknya berupaya memberikan kemudahan akses modal kepada pelaku UMKM dengan program kredit Mitra Jateng 25 atau Mitra Jateng 02 yang diluncurkan oleh Bank Jateng. Orang nomor satu di Jawa Tengah itu mencontohkan, peternak sapi mengeluhkan akses modal yang terbatas. Mereka memerlukan setidaknya Rp 50 juta untuk mengembangkan usaha ternak tersebut.

“Semalam saya bertemu dengan para inseminator. Mereka ternyata perlu plafon kira-kira Rp 50 juta. Dengan Rp 50 juta mereka bisa mengelola sapi-sapinya,” contohnya.

Ganjar pun meminta Bank Jateng “jemput bola” kepada pelaku UMKM. Bank Jateng diminta untuk menjadi street banker. Tak harus berpenampilan necis. Hal yang terpenting mereka gencar memasarkan program kredit murah, Mitra Jateng 25 atau Mitra Jateng 02, untuk melawan rentenir.

“Teman-teman Bank Jateng saya omongin agar mereka menjadi street banker. Ora usah wangi-wangi. Keringat bau kecut ora apa-apa. Mlebu pasar nganggo sepatu kets, kaos oblong enthuk. Karena yang akan Anda temui harus dalam penampilan dan perasaan yang sama. Kalau perasaannya sama pasti ngeklik,” ujarnya.

Mantan anggota DPR RI itu berharap, pemasar Bank Jateng menerapkan gimmick marketing yang menarik. Misalnya mengenakan kaos-kaos promosi yang unik.

“Saya sarankan pakai kaos yang menarik untuk promosi. Umpama masuk ke Pasar Wonosobo kaosnya tulisan “Sing arep ngutang mrene!” atau “Kredit murah Bro!” jadi orang datang itu eye catching,” sarannya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait