Tak Hanya Berbenah, Tapi Mesti Jualan

  • 21 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Industri pariwisata memiliki potensi yang sangat besar untuk menggerakan ekonomi rakyat karena Indonesia dianugerahi dengan kekayaan alam yang indah. Bahkan Indonesia juga disebut sebagai salah satu dari tujuh negara yang memiliki keindahan alam yang luar biasa.

“Saya pikir industri pariwisata ini sesuatu yang luar biasa, merupakan kreasi yang juga luar biasa, dan multiplier effect-nya juga bisa luar biasa,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko Msi saat menerima Tim Kajian Pertimbangan Pariwisata Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Ruang Rapat Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (20/9).

Potensi alam yang luar biasa banyak dan juga didukung dengan keragaman budaya yang dimiliki, imbuhnya, harus mampu dikembangkan agar menumbuhkan minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia. Sehingga akan dapat menimbulkan multiplier effect yang cukup luas bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di sekitar destinasi pariwisata.

Heru mengatakan perkembangan pariwisata di Indonesia masih belum begitu optimal. Karenanya perlu dorongan dari pemerintah pusat kepada daerah agar pengembangan pariwisata dapat dilakukan sesuai dengan harapan.

“Kita sadar kita tidak cukup berhenti pada kebanggaan tanpa bisa menjualnya. Jadi selain berbenah, kita juga harus bisa menjual. Sehingga benar-benar mendatangkan manfaat bagi kita semua khususnya untuk warga,” ujarnya.

Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah Urip Sihabudin menyampaikan, untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Tengah yang ditargetkan oleh pemerintah pusat sebanyak 1,2 juta orang di 2019, perlu memperbanyak penyelenggaraan event berskala internasional. Sehingga sinergitas antara pemerintah provinsi dengan kabupaten/ kota diperlukan untuk meningkatkan event-event nasional menjadi internasional dan memperkuat event yang sudah berskala internasional.

“Saat ini kunjungan wisman kita mencapai 578 ribu orang. Untuk mendongkrak menjadi 1,2 juta orang, tidak bisa tidak memang harus dengan event,” katanya.

Selain penyelenggaraan event, promosi terstruktur di masing-masing daerah juga dilakukan untuk mendorong peningkatan kunjungan wisman. Khususnya di tiga kabupaten/ kota, yakni Kota Semarang, Surakarta dan Magelang yang menjadi tumpuan utama kunjungan wisman ke Jawa Tengah.

Di sisi lain penguatan para pelaku pariwisata harus dilakukan agar bisa menjamin peningkatan kunjungan wisatawan. Permasalahan terbesar yang dihadapi adalah infrastruktur penunjang akses jalan ke destinasi wisata di daerah-daerah yang perlu ditingkatkan, karena masuh ada yang kondisinya belum baik.

“Tantangan terbesarnya adalah infrastruktur penunjang karena jalan akses ke destinasi wisata milik kabupaten/ kota kebanyakan masih belum baik. Sehingga perlu ada komitmen dari kabupaten/ kota untuk memrioritaskan jalan tersebut,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Tim Kajian Pertimbangan Pariwisata Wantimpres Dadan Umar Daihani mengatakan kunjungannya ke Jawa Tengah ini untuk mempelajari masalah yang dihadapi oleh pemerintah daerah. Sehingga ke depan Wantimpres bisa memberikan masukan ke presiden dalam membuat kebijakan terkait kepariwisataan.

Pemerintah pusat, ungkapnya, menargetkan kunjungan wisman ke Indonesia sebanyak 20 juta orang pada 2019. Untuk mempercepat capaian target tersebut pemerintah perlu memperbanyak pintu masuk bagi para wisman ke Indonesia, dan salah satu yang berpotensi menjadi pintu masuk tersebut adalah Jawa Tengah.

“Pintu masuknya itu sendiri masih bertumpu 80 persen di Jakarta, Batam dan Bali. Padahal sebagaimana kita punya rumah besar kalau pintunya hanya satu. Bagaimana kita mau minta semua orang masuk ke dalam,” pungkasnya.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait