Tak Ada Lagi Izin Hiburan di Kemukus

  • 08 Jun
  • Prov Jateng
  • No Comments

 

Sragen – Setelah gencarnya pemberitaan asing mengenai ritual seks dan praktik prostitusi wisata ziarah Pangeran Samudra di Gunung Kemukus pada 2014 lalu, tempat wisata tersebut sempat sepi pengunjung. Namun, akhir-akhir ini aktivitas itu kembali bergeliat.

Terkait hal itu, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menyimpulkan cara menghentikan ritual seks dan praktik prostitusi tidak bisa dilakukan hanya dengan sekadar melarang beroperasinya tempat-tempat hiburan di sekitar lokasi wisata Gunung Kemukus.

Kayaknya tidak mungkin pakai cara hanya sekadar melarang. Maka harus lebih sistematis. Kalau ini betul-betul dijadikan tempat wisata religius, menurut saya mesti dibangun secara fisik untuk religius,” tuturnya saat meninjau kondisi wisata Gunung Kemukus, Rabu (8/6).

Ganjar mencontohkan, perbaikan secara sistematis bisa dilakukan dengan menggalang dukungan masyarakat yang mau mengembalikan pada marwah wisata religius. Masyarakat juga bisa diarahkan untuk berjualan suvenir alat ibadah, seperti wisata di Kalinyamatan. 

Kayak di Kalinyamatan itu kan menarik. Orang datang betul-betul mau mendoakan. Terus kemudian di sana pada ngaji. Maka pulang belanjanya ya ada beli Qur’an, sarung, kopiah, dan tasbih,” kata dia.

Selain itu, lanjut gubernur, pengajuan izin tempat hiburan di Gunung Kemukus, diminta tidak dikabulkan. Sehingga, tidak disalahgunakan.

“Saya menyarankan jangan diizinkan untuk izin-izin hiburan. Tidak ada hiburan,” tandasnya.

Selanjutnya, sesuai masukan dari Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen, Tatag Prabawanto, dia mendukung penertiban bangunan di wilayah sabuk hijau waduk Kedung Ombo yang dilakukan oleh pengelolanya. Melalui penertiban itu, Waduk Kedung Ombo bisa menjadi daerah penyangga wisata Gunung Kemukus.

“Saya kira pengelola waduk Kedung Ombo juga harus menertibkan bangunan di daerah sabuk hijaunya. Kalau bisa ditertibkan, artinya bisa jadi fungsi penyangga. Kalau nggak, itu akan memancing, banyak izin bangunan diberikan di situ dan kemudian menjamur. Kalau bisa ditertibkan, tertibkan. Kalau perlu dukungan provinsi, kita dukung. Karena penataannya tidak hanya kawasan, tidak hanya fisik, tapi juga mental spiritual,” urai mantan anggota DPR RI ini.

Ditambahkan, filosofi sejarah yang benar mengenai Pangeran Samudra yang dimakamkan di Gunung Kemukus mesti disosialisasikan. Pangeran Samudra yang merupakan murid Sunan Kalijaga merupakan penyebar agama Islam, bukan hama. Dengan begitu, adanya anggapan masyarakat mengenai kewajiban melakukan ritual seks sebelum berziarah, lambat laun akan berkurang.

Sebelumnya, Gubernur Ganjar Pranowo meninjau Jembatan Baron yang sudah selesai dikerjakan menggunakan bantuan keuangan provinsi tahun anggaran 2016 senilai Rp 14,7 miliar. Jembatan sepanjang 500 meter itu menghubungkan dua desa yakni Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, dan Desa Soko, Kecamatan Miri. Keberadaan jembatan itu mempermudah akses wisata ziarah ke makam pangeran Samudro di kawasan Gunung Kemukus. Para peziarah yang masuk dari Desa Pendem tidak perlu lagi menyeberang menggunakan perahu untuk mencapai lokasi wisata itu.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait