Tahan Diri, Kompromi, dan Toleransi, Kunci Jaga Kesehatan Mental

  • 07 Jul
  • ikp
  • No Comments

SEMARANG – Anda sering uring-uringan dan sering berkonflik di rumah selama pandemi Covid-19 ini? Atau justru anak Anda yang jengkel karena merasa bosan tidak boleh keluar rumah saat pandemi?

 

Ya, di tengah pandemi Covid-19 yang membuat rutinitas keseharian berubah, terkadang membuat kesehatan mental seseorang goyah. Apalagi, jika terpaan yang dihadapi terhitung berat. Lantas, bagaimana agar kita mampu menjaga kesehatan mental dengan cara yang benar dan tepat?

 

Untuk mengatasi hal tersebut, istri Gubernur Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo, yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah mengundang psikiater RSJD dr Amino Gondohutomo, Sri Woroasih untuk melalui live instagram. Selama satu jam, narasumber mengemukakan kiat-kiat menjaga kesehatan mental di tengah pandemi.

 

“Memang seharusnya seimbang antara kesehatan fisik dan mental. Jadi, kita tingkatkan imunitas kita sehingga mental (jiwa) kita juga sehat,” ujar Sri Woroasih, Selasa (7/7/2020).

 

Menurutnya, kondisi fisik maupun mental itu saling berpengaruh.

 

“Kalau badan kita sehat, jiwa kita ikut sehat. Begitu sebaliknya sama, kalau jiwa kita tenang imunitas kita juga baik,” jelasnya.

 

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi mental seseorang. Di antaranya kecemasan, panik, stres dan depresi. Cara yang paling sederhana untuk mengatasi itu adalah selalu mencari aktivitas yang membuat senang. Selain itu, terus berpikir positif jika semua yang dialami juga menimpa orang lain. Tidak kalah pentingnya, lakukan olahraga yang cukup untuk kebugaran tubuh.

 

“Perlu dipahami, kecemasan itu sebenarnya hal wajar ketika kita menghadapi hal yang berubah dan tak terprediksi. Misalnya cemas karena Covid-19, kita bisa menetralisir dengan mengikuti aturan pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak,” papar Sri Woroasih.

 

Disampaikannya, jika kecemasan yang dirasakan berlebihan, maka dapat segera dikonsultasikan kepada psikiater. Hal ini untuk mengetahui hasil diagnosa sekaligus pengambilan langkah pengobatannya.

 

“Iya, bisa dikonsultasikan. Memang ada pengobatan yang menggunakan obat-obatan, dan ada yang melalui nonfarmakologi, yakni dengan pola hidup sehat,” jelas dia.

 

Bagaimana mengatasi kebosanan pada anak selama beraktivitas di rumah, tanpa harus bermain gawai? Sri Woroasih menyampaikan, prinsipnya orang tua harus pintar mengajak anak untuk mengisi waktu, salah satunya dengan mengajak anak membuat jadwal sendiri, apa yang akan dikerjakan seharian. Misalnya, menyelesaikan tugas sekolah, bermain, istirahat, main di luar bersama teman dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, dan sebagainya.

 

Melalui jadwal yang disusun, katanya, akan tidak akan merasa terpaksa untuk mengerjakan karena dia sendiri yang membuat. Orang tua tinggal mengawasi mereka. Jika orang tua bekerja di kantor, tetap kendalikan anak dengan sering menghubungi untuk menanyakan aktivitas mereka, sehingga semua berjalan dengan baik tanpa anak merasa diabaikan.

 

“Penting juga untuk menjaga mereka tetap rileks. Misalnya, bermain, menggambar, dan sebagainya yang dilakukan dengan happy, rileks. Pengalihan dari aktivitas itu yang membuat kecemasan berkurang. Orang tua juga harus sabar. Menahan diri masing-masing, berkompromi, toleransi bahwa orang lain juga punya kebutuhan,” beber Sri Woroasih.

 

Sementara itu, Atikoh Ganjar Pranowo menuturkan pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang.

 

“Pandemi berpengaruh terhadap mental seseorang, baik anak sampai orang tua. Ada yang jenuh karena di rumah terus, ada juga yang berpikiran soal ekonomi yang sulit,” tuturnya.

 

Untuk menghindari stres dan penyakit mental lainnya, Atikoh berbagi beberapa tips. Di antaranya, mengurangi tayangan yang berkaitan dengan Covid-19, dan mengurangi rasa ingin tahu tentang Covid-19.

 

“Sebaiknya juga diimbangi dengan berkegiatan yang positif, bikin inovasi kreasi, dan lainnnya. Olahraga dan konsumsi makanan yang mampu menambah imunitas. Ini untuk orang tua dan juga anak-anak. Waktu diisi dengan kegiatan-kegiatan yang positif meski harus dengan kenormalan baru,” tandasnya. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait