Siswa di Jateng Bakal Dilatih Kebencanaan Dua Kali Setahun

  • 17 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

Bumiayu – Dua kali dalam satu tahun, siswa SMA dan SMK di Jawa Tengah bakal menerima pelatihan kebencanaan. Diharapkan pembekalan pengetahuan kesiapsiagaan tersebut mampu meminimalisasi korban mengingat Jawa Tengah sebagai supermarket bencana.

Mengawali langkah tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggerakkan seluruh komponen penanggulangan kebencanaan, BPBD, PMI, SAR, Tagana, TNI dan Polri untuk turun ke SMA 1 Bumiayu, Kamis (17/1/2019).

“Saya mencoba menerjemahkan tanpa menunggu apa yang diperintahkan Presiden Jokowi bahwa kebencanaan dimasukkan ke kurikulum. Kalau kita menunggu diubah dan dimasukkan ke kurikulum kelamaan,” kata Ganjar, saat Gubernur Mengajar, di SMAN 1 Bumiayu, Kamis (17/1/2019).

Simulasi penanganan sejumlah bencana diperagakan, dari gempa hingga kebakaran. Pada peragaan bencana gempa yang mendera bangunan berlantai dua itu, puluhan siswa berhamburan berlari dan diarahkan menuju titik kumpul. Sementara, pihak sekolah menghubungi tim Satgas BPBD terdekat dan langsung bergerak menyelamatkan korban yang masih terjebak reruntuhan. Tak selang lama, sejumlah titik api muncul dan memicu kebakaran. Dengan sigap pihak sekolah menghubungi tim pemadam yang langsung mampu mengondisikan si jago merah.

“Ini momentum untuk inspirasi bagi siswa pendidikan kebencanaan bisa dilakukan dengan cepat dan sederhana. Namun jangan sendirian. Kita tadi ajak PMI, BPBD, SAR, Tagana kita ajak polisi dan semua bisa kita ajak. Kita mengajarkan dan mereka merasakan langsung apa yang dia lihat,” bebernya.

Ganjar berharap, laku ini bisa terinternalisasi dalam sikap siswa. Bagaimana memitigasi kebencanaan di kelas, bagaimana dia mau terlibat sehingga operasi kemanusiaan dilakukan dengan tulus, dan mengakrabkan siswa dengan berbagai peralatan yang digunakan dalam operasi kemanusiaan.

“Ini akan dilakukan di seluruh sekolah di Jawa Tengah. Minimal setiap sekolah latihan enam bulan sekali, akan memunculkan kesiapsiagaan kita menghadapi bencana,” terang mantan anggota DPR RI ini.

Kalau daerahnya rawan bencana, lanjut gubernur, pelaksanaan pelatihan akan lebih banyak. Dia kemudian mengisahkan apa yang dilakukan pemerintah Jepang untuk memberi pendidikan kebencanaan terhadap warganya.

“Seperti yang dilakukan Jepang, setiap warga negara yang baru masuk, dia langsung dikasih tahu daerah yang kamu tinggal rawan bencana ini maka kamu harus bisa begini, kalau kamu jadi korban kamu harus mengamankan diri ke sini. Jadi mereka nyaman,” ungkap ayah satu putera ini.

Terkait pengubahan kurikulum yang memasukkan kebencanaan, Ganjar mengatakan hal tersebut tidak terlalu mendesak. Yang penting dilakukan saat ini adalah memberi pemahaman kepada guru dan siswa, apapun mata pelajarannya, materi kebencanaan bisa diinternalisasikan.

“Diinternalisasikan langsung saja ke mata pelajaran. Agama, bahasa Indonesia, fisika, biologi, geologi dan semuanya diinternalisasikan dengan kebencanaan. Tidak perlu kurikulum, namun langsung saja seperti ini,” tuturnya.

Langkah Ganjar tersebut juga seiring dengan BNPB yang gencar sosialisasi kesiap-siagaan bencana dengan menyelenggarakan berbagai pendidikan sampai di pedesaan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah Sarwa Pramana menyampaikan, jika menginginkan tidak ada banyak korban saat bencana, mau tidak mau seluruh pihak harus didorong melakukan sosialisasi secara massif.

“Ini kan salah satu bentuk mitigasi, pak gub paham betul tentang bencana, pelatihan ini diharapkan bisa mendahului apa yang jadi perintah kepala BNPB,” ujarnya.

Sementara itu, raut bahagia ditunjukkan para siswa. Muhammad Khairussaleh, kelas 12 mengatakan pelatihan seperti ini memang harus dilakukan dan disebar ke seluruh pelajar.

“Karena kami nanti akan terjun ke masyarakat, jadi sedini mungkin kita perlu mengetahui keadaan yang ada atau bencana sebelum terjadi. Lebih baik mencegah daripada menanggulangi. Baru melihat pertama kali proses evakuasi seperti ini, yakni bagaimana upaya penyelamatan saat terjadi bencana, khususnya untuk diri sendiri,” katanya.

 

Penulis : Ib, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng/ Diskominfo Jateng

Berita Terkait