Sinergi Ulama, Umara, Umat, Kekuatan Bangsa

  • 21 Apr
  • bidang ikp
  • No Comments

Purbalingga – Sebagai negara yang majemuk, Indonesia sulit menghindari adanya persoalan intoleransi. Beberapa kali, berita mengenai intoleransi sempat mencuat. Meski begitu, Indonesia masih dinilai sebagai negara yang damai lantaran sikap toleransi antarumat beragamanya berjalan dengan baik.

Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Jendral (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini pada pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) NU Jawa Tengah bertema “Meneguhkan Kemandirian NU Jawa Tengah. Menyongsong Seabad NU”, Jumat (20/4) malam di SMK Ma’arif NU Bobotsari, Purbalingga.

Helmy membeberkan, ketika warga negara asing dengan berbagai latar belakang, seperti duta besar, wartawan, LSM dan politisi berkunjung ke kantor PB NU Jakarta, sudah bisa dipastikan mereka bakal menanyakan mengenai berbagai kondisi, utamanya kondisi politik di Indonesia. Mereka berpandangan, dalam kondisi bangsa yang sangat majemuk, sikap saling menghormati tetap terjaga.

“Bangsa lain heran dengan keberagaman Indonesia yang tidak memantik konflik seperti di negara-negara timur tengah. Bangsa Indonesia dinilai mampu menghormati perbedaan,” katanya.

Helmy kemudian mengajak seluruh elemen bangsa agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu SARA yang diciptakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Bagaimana pun Pancasila adalah dasar negara dan NKRI bentuk negara yang sudah final. Keputusan tersebut diambil oleh para pendiri negara setelah melalui proses panjang.

“NKRI adalah harga mati. NU siap menjaga NKRI apapun risikonya karena itu amanah dari para pendiri bangsa dan pendiri NU,” imbuhnya.

Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh menyambung, tiga elemen utama yang menguatkan bangsa ini adalah ulama, umara (pemimpin) dan umat. Untuk itu dia meminta agar sinergitas di antara ketiga elemen tersebut tetap terjaga, sehingga kemajuan bangsa bisa terwujud.

“Ulama, umara dan umat adalah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Menjaga NKRI berarti menjaga sinergitas tiga elemen itu,” pintanya.

Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi menambahkan, organisasi NU adalah organisasi keagamaan yang bisa menjadi contoh berorganisasi secara damai. Pasalnya kedamaian sangat dibutuhkan, terlebih Jawa Tengah saat ini sedang menyongsong pemilihan gubernur dan bupati/ wali kota serentak, pada Juni mendatang.

“Kami yakin para kiai, ulama, senantiasa di tengah-tengah kita untuk mendoakan kita semua di sini dalam pilkada besok, agar terselenggara dengan lancar. Saya yakin Jawa Tengah tetap guyub rukun, dan aman,” katanya optimistis.

Penulis : Rt, Humas Jateng
Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

 

Berita Terkait