Sinergi Kala Ekonomi Global Lesu, Industrialisasi Sektor Hulu jadi PR Jateng

  • 31 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

SURAKARTA – Perekonomian dunia boleh lesu akibat Covid-19, perang Rusia-Ukraina, serta invasi Israel ke Palestina. Namun, Provinsi Jawa Tengah membuktikan, sektor industri dan perdagangan tetap berdenyut, salah satunya nilai ekspor yang mencapai 109, 53 persen pada 2023, melebihi target RPJMD.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng Ratna Kawuri mengatakan, diperlukan sinergi langkah menghadapi gejolak dunia tersebut. Untuk itu, ia mengadakan rapat koordinasi sektor industri dan perdagangan, dengan pemkab dan pemkot se-Jateng.

Diselenggarakan di Hotel Swiss Belinn Saripetojo Surakarta, Rabu (31/1/2024), acara ini dihadiri para kepala dinas dari 35 kabupaten/kota. Juga, instansi terkait dari Kementerian Perindustrian RI, Kadin, Bank Indonesia hingga Bulog.

Ratna tidak memungkiri, saat ini kondisi global tengah lesu. Oleh karenanya, ajang itu diperlukan untuk memperkaya sudut pandang, serta merumuskan strategi sektor industri dan perdagangan pada 2024.

“Melihat kondisi demikian, dalam rapat ini diharapkan muncul kesepahaman pola pikir, sinergis, dan harmonis, antara provinsi kabupaten/ kota dan kementerian,” ujarnya.

Di sektor industri, Ratna mengatakan, Jateng telah mendapatkan prestasi pada 2023. Di antaranya pencatatan IKM pada sistem informasi industri nasional (SIINas).

“Target pencatatan SIINas 2023 Jateng tertinggi dengan capaian 2.346 industri kecil yang telah tercatat, atau 160 persen dari target yang ditetapkan,” urai Ratna.

Di sisi ekspor nonmigas, meski ada penurunan kinerja dibanding 2022, namun perdagangan luar negeri Jateng melampaui target RPJMD 2023. Target sesuai RPJMD adalah 7.430 juta dolar Amerika. Sementara capaiannya, hingga Oktober 2023 sebanyak 8.137,98 juta dolar Amerika.

Capaian itu, imbuhnya, dicapai melalui pencarian pasar ekspor nontradisional, seperti Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, hingga Amerika Tengah

Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, ada pekerjaan rumah yang menanti untuk dituntaskan. Salah satunya, menciptakan industrialisasi sektor hulu.

Menurutnya, Jawa Tengah kaya akan potensi sumber daya alam, yang memungkinkan untuk dioptimalkan. Diketahui, sektor industri pengolahan menyumbang 33,74 persen dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Sektor kedua terbesar adalah perdagangan besar, eceran reparasi mobil dan sepeda motor. Sektor itu menyumbang 13,58 persen. Selanjutnya adalah pertanian kehutanan dan perikanan 13,55 persen, konstruksi 11,39 persen dan jasa pendidikan 4,15 persen.

“Tidak ada yang salah dengan pengembangan sektor pertanian ,mulai bercocok tanam, berkebun, hingga peternakan. Namun sumber daya alam memiliki keterbatasan, maka harus kita konservasi, menjaga pola eksploitasinya agar memiliki nilai tambah ekonomi, produksi tinggi dan yang membangun itu adalah industrialisasi,” tuturnya.

Ia mengatakan, agar lebih efisien dan efektif, industrialisasi akan mengoptimalkan sektor hulu. Hal itu, dapat dicapai dengan penerapan teknologi yang tepat.

“Yang terpenting adalah proses industrialisasi itu mengerjakan apa yang di hulu. Sehingga ijo royo royo tetap, tetapi produksi tinggi, daya manfaat serta ekonomi tinggi,” pungkas Sujarwanto. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait