Serunya Anggota DWP Jateng Diajari Kerajinan Bunga Plastik Kresek

  • 15 Sep
  • ikp
  • No Comments

SEMARANG – Limbah kresek menumpuk di rumah? Sulap saja jadi bunga-bunga cantik nan warna-warni. Selain membantu mengurangi limbah plastik, bunga-bunga kresek ini pun dapat menghias ruangan bahkan jadi penghasilan tambahan.
Hal itu menjadi perhatian Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Jawa Tengah. Mengundang pemilik usaha Angel Handmade, Sulistyorini, ibu-ibu yang hadir saat Rapat Kerja di Gedung DWP Provinsi Jateng, Kamis (15/9/2022), diajari cara membuat bunga limbah plastik kresek.
Membuat bunga kresek terbilang sederhana, namun memerlukan kecermatan dan ketelitian dalam membentuk bunganya satu persatu.
Seperti yang dirasakan Ibu Edi, Ibu Wirandiyo dan Ibu Cahyono, peserta dari DWP Sekretaris DPRD (Sekwan) Provinsi Jateng. Kali pertama, mereka mengaku perlu ketelitian dalam merangkai plastik-plastik kresek menjadi bunga yang cantik.
Satu persatu plastik dikumpulkan, kemudian diambil beberapa lembar, dipilih warnanya yang sama dan ukuran sama. Selanjutnya plastik kresek tersebut dilembarkan dengan kertas yang tipis tanpa tulisan, kemudian disetrika. Jadilah bahan dasar yang bisa dibuat pola, untuk kemudian dijadikan bunga.
Dengan telaten Ibu Edi pun membuat pola dan menguntingnya dengan rapi. Setelah dirangkai, dibolongi tengahnya, menempelkan putik di bawahnya, dan beri lem.
“Wah seru sekali, baru pertama kali buat bunga dengan kresek. Nanti di rumah mau coba lagi,” jelasnya.
Ketua DWP Jateng Indah Sumarno pun menyampaikan kegiatan DWP kali ini mengajak serta memberikan keterampilan untuk para Ibu untuk dapat mendaur ulang sampah plastik menjadi barang yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Hal ini karena limbah kantong plastik merupakan limbah yang paling akrab dengan para ibu rumah tangga. Sehingga daripada menumpuk menjadi polusi dan limbah, sebaiknya didaur ulang menjadi lebih bernilai
“Kegiatan kali ini memberikan keterampilan untuk para ibu, untuk mengolah limbah kantong plastik di mana sangat akrab dengan para ibu rumah tangga. Diharapkan (plastik) bisa didaur ulang, contohnya kali ini dijadikan bunga plastik yang cantik,” imbuhnya
Indah berharap dengan kegiatan itu, limbah plastik tak hanya berkurang, tapi juga dapat menjadi ide untuk para anggota DWP untuk menambah penghasilan.
Sementara itu, Sulistyorini mengungkapkan, kerajinan yang digeluti sejak 2012 itu terinspirasi dari tumpukan plastik di rumahnya yang berwarna-warni. Padahal, jika dijual di bank sampah tidak laku. Kalau didiamkan juga tidak bisa busuk. Kemudian muncul ide darinya untuk menambah nilai jual plastik, dengan membuat kerajinan bunga.
“Idenya dari tumpukan kresek di rumah, kok dilihat lihat ternyata warnanya bagus-bagus ya. Daripada jadi limbah dan dijual di bank sampah juga tidak laku, akhirnya dikreasikan saja jadi bunga,” jelas wanita asal Bantul ini.
Bunga plastik karya Sulistyorini pun menarik banyak peminat. Dibandrol paling murah Rp10 ribu yaitu bunga sakura, hingga paling mahal yaitu bunga mawar dengan harga Rp750 ribu. Karya bunga kresek Sulistyorini pun telah dipasarkan hingga seluruh Indonesia. Kreasi bunganya bermacam-macam, dari bunga sakura, anggrek, melati, mawar hingga tanaman hias yang tengah tren saat ini, yaitu janda bolong.
“Ibu-ibu anggota DWP juga bisa membuat kerajinan bunga plastik untuk menambah penghasilan,” tandasnya. (Ic/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait