Sertifikasi Kompetensi Bawa Reza Tekuni Profesi Translator

  • 13 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Sembari menahan isak tangis, Novia Kurniawati, seorang penjahit rumahan asal Magelang, menceritakan pengalamannya menimba ilmu desain selama tiga bulan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Kota Semarang, saat acara Sinergi Youth Career Fest 2018 berlangsung, Selasa (13/11). Berbekal keterampilan yang diperoleh, perempuan berhijab itu kini semakin percaya diri untuk mengikuti berbagai lomba fesyen di daerah.

“Saya penjahit rumahan biasa yang mengikuti pelatihan fashion designer. Sekarang saya berani mengikuti lomba-lomba fesyen di Magelang, Solo, dan berbagai daerah,” ujarnya penuh haru.

Tak hanya Novia, pemuda bernama Reza pun bersyukur dia telah mengikuti pelatihan bahasa Jepang di BBPLK Kota Semarang. Berkat pelatihan itu, Reza saat ini dapat menekuni profesi sebagai penerjemah novel dan komik dari Jepang yang sebelumnya tidak pernah dia bayangkan.

“Suatu ketika saya punya cita-cita berangkat ke Jepang untuk mengubah keadaan keluarga saya. Tapi saya tidak punya bekal pengetahuan dan tidak tahu apa-apa tentang Jepang. Kemudian saya mendapat informasi bahwa di BLK Semarang membuka pelatihan bahasa Jepang. Alhamdulillah, saya sekarang bisa menjadi translator novel dan komik dari Jepang,” bebernya.

Novia dan Reza adalah dua orang siswa BBPLK Kota Semarang yang telah “lulus” dan mulai merintis karir. Mereka berhasil mengantongi sertifikasi kompetensi/ soft skill.

Direktur Jenderal Pembinaan dan Pelatihan Ketenagakerjaan Kemenaker Drs Bambang Satrio Lelono MA menjelaskan, pelatihan berbasis kompetensi dan uji kompetensi oleh lembaga sertifikasi profesi diselenggarakan oleh pemerintah sesuai dengan amanat PP Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.

“Dengan demikian, para peserta pelatihan memiliki bekal yang cukup untuk memasuki pasar kerja,” jelasnya.

Senada dengan Bambang Satrio, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP menyampaikan, seiring dengan angka kemiskinan provinsi yang terus menurun, jumlah pengangguran terbuka juga terus berkurang. Dari angka 4,99 persen pada 2015, turun 4,63 persen pada 2016 dan kembali turun di angka 4,57 persen pada 2017.

“Dengan memperhatikan angka pemuda usia 15–29 tahun yang merupakan bagian sumberdaya produktif di Jawa Tengah sebanyak 7.938.970 jiwa, menjadi tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan untuk dapat bekerjasama membawa kaum muda berkemampuan dalam cognitive flexibility, complex problem solving, creativity, critical thinking, dan emotion intelligence,” lanjutnya.

Sri Puryono menambahkan, job fair yang dikemas dalam bentuk festival, diikuti oleh 16 konsorsia kaum muda dan perusahaan mitra konsorsia, serta 75 perusahaan. Job fair itu diharapkan akan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 3.797 orang dan memberikan informasi lowongan pekerjaan, pembekalan kesiapan kerja melalui acara talk show, dan kelas edukasi. Pada kesempatan tersebut, pihaknya juga mengucapkan selamat kepada para lulusan BBPLK Semarang penerima 800 sertifikat kompetensi dan 445 sertifikat soft skill kesiapan kerja untuk proyek sinergi.

“Terus kembangkan skill kalian, berkreasi dan berinovasilah. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menunggu karya dan penemuan-penemuan baru dari kalian. Mari bersama Pemprov Jateng membangun negeri ini,” pungkasnya.

 

Penulis : Rt/ Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait