Serempak Tanami Pekarangan, Bisa Hemat Rp 60 T

  • 11 Apr
  • Prov Jateng
  • No Comments

Wonogiri – Kementerian Pertanian (Kementan) RI bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK melaunching Gerakan Peran Serta Masyarakat dalam Pemanfaatan Pekarangan untuk Ketahanan Pangan Keluarga Indonesia secara serentak di 10 provinsi, Senin (10/4) siang.

Di Jawa Tengah, kegiatan dipusatkan di Desa Glesungrejo Kecamatan Baturetno dengan dihadiri Ketua Umum Tim Penggerak PKK Erni Guntarti Tjahjo Kumolo, Dirjen Hortikultura merangkap Plt Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Spundnik Sujono, Wakil Gubernur Drs Heru Sudjatmoko Msi, Bupati Wonogiri Joko Sutopo dan tamu undangan lainnya.

Pembukaan acaranya sendiri diawali dengan seluruh rombongan tamu undangan melihat-lihat langsung kebun sayuran dan buah yang dikelola Kelompok Wanita Tani (KWT) Samara Dusun Glesung. Memanfaatkan lahan pekarangan warga, para ibu-ibu warga setempat menanami pekarangan dengan berbagai macam tanaman hortikultura, terutama cabe dan sayur mayur.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo dalam sabutannya mengatakan, keberadaan KWT ternyata menjadi solusi manakala ada kreativitas inovasi dan komitmen untuk memanfaatkan potensi pekarangan milik warga setempat. Setidaknya, dengan hal tersebut bisa menekan biaya rumah tangga dalam menghadapi kenaikan harga komoditas di pasaran.

“Beberapa waktu lalu saat harga cabe menyentuh Rp 130 ribu per kilogram, bagi warga miskin yang kalau makan cukup dengan sambel dan tempe, menjadikan cabe bukan lagi konsumsi warga miskin. Tapi dengan ini (pemanfaatan pekarangan untuk pangan), harga cabe sampai berapa pun tentu akan jadi kemandirian untuk memenuhi kebutuhan,” katanya.

Lebih jauh Joko menjelaskan, dari 294 desa di Wonogiri, saat ini telah dikembangkan KWT di 115 desa yang memanfaatkan pekarangan baik lahan tersendiri atau yang ada di depan rumah guna diberdayakan sebagai tempat penanaman tanaman pendukung ketahanan pangan. Termasuk dari pemkab sendiri juga membantu melalui program-program pendamping.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs Heru Sudjatmoko Msi saat sambutan mengatakan kalau warga masyarakat sebenarnya bisa menanam lombok walau tidak punya lahan yang luas. Bahkan, bagi warga miskin di desa yang hanya punya sedikit lahan bisa menanam lombok sebagai bentuk upaya ketahanan pangan mandiri tanpa harus membeli.

“Di lingkungan kita tidak harus semua bahan makanannya beli. Beli yang terpaksa memang harus beli. Tapi kalau lombok bisa tanam sendiri, kemudian tanam tanaman lain seperti daun kelor atau kalau tidak daun katuk, ditambah lagi pakai daun singkong, dan itu tidak usah beli karena bisa ditanam,” katanya.

Tak hanya itu saja, Heru menjelaskan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) saat ini juga sudah memperkenalkan teknologi bercocok tanam menggunakan bibit yang baik sehingga kualitas hasilnya baik pula. Berikut serta dari pemerintah sendiri juga sudah berperan melalui kebijakan mengalirkan dana besar untuk mendukung hal ini.

“Tinggal bagaimana menggerakkannya. Menggerakkannya bisa lewat mendayagunakan TP PKK walau yang bertanggung jawab tetap pemerintah. Intinya kemudian masyarakat desa bisa ketercukupan gizi, protein, dan vitamin tanpa harus beli (di pasaran),” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Tim Penggerak PKK Erni Guntarti Tjahjo Kumolo saat sambutan mengatakan kegiatan Gerakan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan jangan dipandang secara sempit, namun bisa dimaknai dengan lebih luas.

Menurutnya, pekarangan yang berada di sekitar tempat tinggal merupakan tempat multifungsi, kaya manfaat dan kaya nilai. Pekarangan tidak diartikan sebagai sebuah pekarangan berupa lahan tanah saja, karena tempat tinggal yang hanya memiliki teras rumah saja juga bisa disebut sebagai pekarangan.

“Teras rumah bisa dimanfaatkan bercocok tanam dengan cara menanam didalam pot, apalagi tempat tinggal yang memiliki lahan tanah. Sekecil apapun bisa kita manfaatkan untuk bercocok tanam berbagai  macam tanaman yang bermanfaat untuk kebutuhan keluarga, juga bisa digunakan untuk mendukung kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Oleh karena itu pemanfaatan pekarangan ke depan harus bisa dioptimalkan. Sehingga melalui gerakan ini juga merupakan peningkatan kesadaran untuk mengoptimalkan serta memanfaatkan lahan pekarangan untuk ketahanan keluarga.

“Jadi misal kemarin harga cabe naik, setidaknya kalau satu rumah minimal memiliki 10 pohon cabe pasti kebutuhan cabe akan terpenuhi untuk kebutuhan masing-masing. Termasuk kebutuhan lain seperti sayur mayur dan buah-buahan, untuk kebutuhan masing-masing jadi tidak harus beli lagi ke pasar, atau kalau memungkinkan bisa dijual ke tetangga yang butuh,” katanya.

 

Beri Benih Gratis

Acara launching tersebut selain diisi dengan kegiatan melihat-lihat kebun percontohan KWT Samara Dusun Glesung dan acara simbolis penanaman bibit cabe, juga diisi dengan telekonferensi antara Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman dengan 10 perwakilan TP PKK masing-masing provinsi yang melakukan launching serempak gerakan tersebut.

Melalui siaran video live, Mentan Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa saat ini harga cabe di pasar induk Rp 36 – 40 ribu per kilogram dari sebelumnya yang tembus hingga harga Rp 150 ribu per kilogram. Hal itu tidak lepas dari upaya Kementan yang sejak empat bulan lalu mulai mencanangkan gerakan tanam cabe di sejumlah daerah.

“Sekarang kita minta Litbang BPTP seluruh Indonesia memberikan benih gratis dan kita layani untuk tahun ini sebanyak 10 juta bibit cabe. Kemudian untuk tahun depan sudah kita anggarkan Rp 200 miliar untuk benih bagi seluruh rumah tangga di Indonesia. Mulai dari cabe, bawang, dan benih sayur mayur kami siapkan gratis,” katanya.

Mentan menegaskan, bahwa saat ini 34 cabang BPTP di seluruh Indonesia sudah diwajibkan untuk membuat benih dan memberikannya gratis kepada setiap rumah tangga. Sehingga bisa dibayangkan, apabila 60 juta rumah tangga dari seluruh Indonesia bisa bergerak bersama maka bisa menekan biaya rumah tangga.

“Untuk sayur dan cabe misal Rp 1 juta per bulan biayanya, kalau dikali 60 juta rumah tangga seluruh Indonesia itu nilainya bisa Rp 60 triliun (biaya rumah tangga yang bisa ditekan),” katanya menjelaskan.

Sementara itu, Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah Hj Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan dari gerakan tanam cabe yang berlangsung intensif empat bulan terakhir, sudah terdistribusi sebanyak 300 ribu bibit cabe ke seluruh daerah di Jateng. Kini TP PKK kabupaten/ kota juga sudah meminta 1,2 juta bibit kepada BPTP Jateng dengan pendistribusian secara bertahap.

“Selain itu ada juga unggas, ternak, dan tanaman lain seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Ini bisa menjadi sumber gizi keluarga dan pada akhirnya akan support pada ketahanan pangan nasional,” katanya.

Atikoh berharap Kementan nantinya bisa memberikan lebih banyak bantuan bibit ke sejumlah daerah di Jateng, seperti di desa-desa. Terutama untuk bibit buah-buahan dan sayur-sayuran bagi daerah pedesaan yang lahannya masih banyak. Sehingga tidak saja dapat penambah gizi keluarga, namun juga bisa diberdayakan untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

Di pedesaan, imbuhnya, lahan yang tersedia masih cukup luas. Lahan tersebut sangat efektif untuk budidaya sayur maupun buah. Sementara, di perkotaan dengan lahan yang terbatas, dapat memanfaatkan lahan yang tersisa dengan menggunakan pot atau bisa juga dengan hidroponik.

Pada kesempatan tersebut, juga diserahkan bantuan bibit cabe, bibit sayur, kultivator dan ayam petelur dari Kementan. Jumlah bantuan yang diberikan yaitu bibit cabe sebanyak 150 ribu bibit untuk 10 provinsi, ayam petelur sebanyak seribu ekor di lokasi acara, dan 10 ribu ekor di beberapa provinsi lainnya, serta kultivator sesuai kebutuhan masyarakat sekitar sebanyak 5 buah.

“Dipilihnya PKK sebagai mitra karena memiliki jaringan terstruktur dari tingkat pusat sampai dasa wisma, sehingga dapat mendukung pelaksanaan optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara masif,” kata Plt Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Spudnik Sujono.

Melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan, khususnya penanaman cabe, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi mengatasi gejolak harga pangan, khususnya cabe. Selain itu, dengan pemberdayaan PKK untuk melakukan budidaya cabe dan sumber pangan lain pada pekarangan rumah, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta peningkatan pendapatan, yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga sehingga mampu mewujudkan kemandirian pangan di tingkat rumah tangga.

Penulis : Hr, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait