Serap Aspirasi Warga di Daerah Miskin Ekstrem, Ganjar Nginap di Rumah Petani

  • 26 Jul
  • ikp
  • No Comments

BANJARNEGARA – Ahmad Sumardi, seorang petani di Desa Mertasari RT 5 RW 5 Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, masih belum percaya dan seolah bermimpi, Gubernur Jawa Tengah menginap di rumahnya, Selasa (25/7/2023) malam. Ia bangga dan senang ada seorang Gubernur mau menginap di rumah petani kecil, dengan fasilitas seadanya.

Ya, Ganjar Pranowo kembali melakukan kegiatan “Ngopi Bareng Gubernur” bersama warga desa, pasca pandemi Covid-19. Biasanya, usai berdialog dengan warga, Ganjar menginap di salah satu rumah di desa yang dikunjunginya.

Tidak mewah, politikus berambut putih itu justru menginap di rumah warga yang sederhana. Sembari jagong layaknya keluarga sendiri, Ganjar pun menyerap aspirasi secara langsung sebelum akhirnya beristirahat.

“Rasanya bangga dan senang sekali, saya petani tidak tahu apa-apa, Pak Ganjar kok mau nginep di rumah saya. Saya rasanya bangga, walau saya orang kecil, kok seorang Gubernur mau nginap di rumah saya,” kata Ahmad Sumardi.

Tidak seperti yang dibayangkan, menurutnya Ganjar merupakan sosok yang baik dan dekat dengan rakyat kecil, serta sayang kepada anak kecil.

“Sempat ngobrol, dan juga gendong cucu saya. Iya, foto bareng cucu saya,” kesannya.

Meski ditempati bermalam Gubernur, Sumardi mengaku tidak ada persiapan khusus, baik sajian makan dan fasilitas tidur.

“Tidak ada persiapan khusus, ya hanya menyiapkan tikar. Karena memang pemberitahuannya mendadak. Tapi kondisi rumah saya ya begini, apa adanya,” ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan, kegiatan menginap di rumah warga adalah pendekatan untuk mengatasi persoalan di masyarakat, terutama pengentasan kemiskinan ekstrem.

“Obrolan biasanya nginap di desa, sambil santai atasi persoalan, bisa lebih detil kita kerjakan,” ujarnya.

Menurut Ganjar, hal semacam itu dapat membuatnya lebih tahu dan peka terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Misalnya ada berapa rumah tak layak huni, berapa angka putus sekolah dan lainnya.

“Sambil ngopi kita follow up yang tadi malam (Ngopi Bareng Gubernur). Kita minta data, karena sekarang masuk teknis dan teknokratis. Tadi malam, kita temukan anak hanya lulusan SD, kita minta dirayu agar mau sekolah paling tidak lulus SMA. Biasanya, kita minta nomor telpon satu-satu, kita tempel sampai berhasil (penyelesaiannya),” tandasnya. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait