Sepakat, Tinggal Jalankan

  • 10 Oct
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Provinsi Jawa Tengah tidak akan bisa menjadi provinsi yang cerdas (smart province) tanpa dukungan seluruh kabupaten/ kota.

Hal itu disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat memberikan arahan dalam acara Goesmart 2018 di Hotel PO Semarang, Rabu (10/10).

Dalam kesempatan itu, Ganjar berdialog dengan sejumlah peserta, ada yang dari mahasiswa maupun dari perwakilan daerah. Menariknya, ada satu perwakilan dari Kabupaten Demak yang mengaku jika di daerahnya belum sepenuhnya memberlakukan smart city.

“Belum pak, masih banyak yang perlu diperbaiki, termasuk terkait kecepatan merespon laporan masyarakat. Intinya belum bisa dikatakan smart,” kata Daryanto, salah satu perwakilan dari Dinas Kominfo Kabupaten Demak.

Mendengar jawaban itu, Ganjar menegaskan jika untuk mewujudkan smart province itu memang dubutuhkan dukungan dari seluruh kabupaten/ kota di Jateng.

“Saat ini kami masih menunggu apakah sepakat dulu, kabupaten/ kota mau smart atau tidak. Kalau sepakat tinggal dijalankan,” kata Ganjar.

Penerapan smart province maupun smart city saat ini lanjut dia sangat penting. Sebab, penerapan itu semuanya untuk pelayanan kepada masyarakat yang lebih maksimal.

“Adanya smart province atau smart city dan smart-smart lainnya itu kan berawal dari tuntutan masyarakat yang berharap layanan mudah, murah dan cepat. Jadi memang harus segera diberlakukan,” terangnya.

Kebutuhan masyarakat tersebut, lanjut Ganjar, harus diterjemahkan di setiap sektornya. Menurut dia, jika semua kabupaten/ kota sudah bisa menerapkan hal itu. Misalnya, seluruh masyarakat mau mengurus identitas diri, mengurus izin, membuat Kartu Indonesia Pintar (KIS) dan sebagainya, yang bisa dilayani dengan mudah, murah dan cepat, maka otomatis smart province akan terwujud.

“Karena agregat dari semua kabupaten/ kota. Untuk itu kami dorong semuanya agar segera melakukan program-program ini,” tegasnya.

Ganjar menerangkan, Pemprov Jateng sudah memberikan contoh bagaimana penerapan smart province itu. Salah satunya dalam hal pengelolaan anggaran yang baik, benar, transparan dan akuntabel, yakni smart goverment. Ada pula smart economy, smart living, smart branding, smart transportation, dan sebagainya.

“Tinggal daerah mau atau tidak mencontoh apa yang sudah kami lakukan itu. Kalau sudah ada kolaborasi bagus antara daerah dan provinsi, maka otomatis smart province dapat terwujud,” terangnya.

Meski belum merata, namun Ganjar optimis penerapan smart city di sejumlah kabupaten/ kota di Jateng terus berjalan. Sejumlah daerah saat ini sedang berlomba-lomba memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam penerapan smart city.

“Bahkan di Temanggung sudah ada aplikasi di level desa. Ada salah satu desa yang jika masyarakat mau mengurus izin sudah pakai aplikasi. Ngurus apapun cukup dengan smart phone. Itu tingkat kelurahan lho, jadi memang saat ini semua sedang berlomba-lomba menuju smart city,” tegasnya.

Untuk itu, lanjut Ganjar, apa yang sudah dilakukan ini akan terus didorong kepada daerah-daerah lain yang belum menerapkan smart city.

“Kami ingin daerah-daerah yang belum menerapkan dapat meniru yang lebih dahulu berhasil menerapkan smart city. Kalau semua mau meniru saja, itu sudah selesai,” tutupnya. (Prov Jateng)

Berita Terkait