Senopati Ganjar Joget Jaran Kepang

  • 25 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Temanggung – Mengenakan kostum khas penari jaran kepang, lengkap dengan properti kuda kepang terbuat dari anyaman bambu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo SH MIP melenggang ke tengah lapangan dan berbaur bersama 1.000 penari jaran kepang, di Lapangan Desa Gondang Winangun, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung, Sabtu (25/11).

Bak seorang kesatria menunggang kuda, gubernur diapit Bupati Temanggung Bambang Sukarno dan Wakil Bupati Irawan Prasetyadi, menuju ke tengah arena mengikuti irama gamelan berpadu dengan gong dan kendang. Sembari sesekali menyabetkan pecut digenggamannya, orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut terlihat semangat berjoget.

Pementasan sebanyak 1.000 penari jaran kepang atau kuda lumping dari berbagai desa di Kota Tembakau itu, merupakan puncak peringatan tradisi Sedekah Turangga Bhumi Phala 2017. Riuh tepuk tangan penonton dan gerak rancak tarian kian menambah semarak suasana.

Tak sekadar menari, serangkaian ritual telah dijalani gubernur sebelum mengikuti pertunjukan kolosal yang melibatkan 1.000 penari jaran kepang tersebut. Ritual diawali dengan penjamasan kuda di depan panggung dengan beragam sesaji. Antara lain dua buah tumpeng lengkap dengan dua ekor ingkung, air bertabur kembang tujuh rupa, beberapa butir kelapa muda, serta aneka jajanan pasar.

Aroma dupa tang menyeruak menadakan bahwa penjamasan kuda kepang telah dimulai, kemudian penyerahan kuda kepang dari sesepuh desa, dan diakhiri dengan penobatan Ganjar Pranowo sebagai Senopati Jaran Kepang atau Bapaknya Jaran Kepang Jawa Tengah. Dalam penyerahan tersebut, gubernur sekaligus membeli kuda kepang berwarna putih yang akan ditungganginya seharga Rp 5 juta.

Meski tidak menyelesaikan tarian hingga tuntas satu babak, ribuan warga yang menyemut di sekitar lapangan merasa terhibur dengan aksi enerjik Ganjar membawakan tarian jaran kepang. Nyaris tak terlihat jika dia penari dadakan yang bahkan tanpa latihan sama sekali. Gerakannya mampu menyesuaikan penari lainnya dan tampak kompak bersama bupati dan wakil bupati sehingga menyita perhatian semua penonton.

Sementara itu dalam sambutannya gubernur berharap, pementasan 1.000 penari jaran kepang dapat diselenggarakan setiap tahun. Bahkan jika digelar rutin selama tiga tahun berturut-turut, seni budaya khas Temanggung ini akan dimasukan dalam kalender event pariwisata Jawa Tengah.

“Pemerintah bisa mendorong pagelaran ini menjadi festival tahunan. Sedangkan tugas pelaku seni yakni mengader, menyiapkan pelatihan yang baik sehingga tarian kuda lumping ora ngana-ngana tok. Gerak tari kuda lumping juga bisa menghasilkan koreografi yang nikmati dengan keindahan seninya,” pintanya.

Mantan anggota DPR RI ini menambahkan, tradisi jaran kepang diharapkan menjadi satu kekuatan pelestarian seni budaya yang ada di Temanggung. Karenanya masing-masing kelompok harus menjaga kesenian asli daerah, sehingga seni budaya jaran kepang bangkit kembali setelah sekian tahun mati suri.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait