Semua Diatur Supaya Tidak Tabrakan

  • 09 Oct
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi mengibaratkan kebebasan kehidupan beragama di Indonesia seperti jalan umum. Jalan umum bebas digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat, namun menggunakannya mesti taat peraturan. Dengan begitu, memunculkan rasa saling menghormati di antara penggunanya. 

Dia menunjuk contoh, saat traffic light menunjukkan warna merah, pengguna jalan harus berhenti. Pejalan kaki berhenti di trotoar, pengguna sepeda motor di pinggir. Pengaturan itu agar tidak bertabrakan. 

“Tapi, pada dasarnya semua warga boleh menggunakan jalan. Dalam kehidupan beragama, semua warga dijamin kebebasannya untuk menganut sesuai keyakinan masing-masing, tapi tentu dengan saling menghomati,” kata Heru saat menghadiri acara Peresmian Ibadah Perdana Gereja Bhetany Indonesia Jemaat REM di Warkop 99, Minggu (8/10).

Kehidupan beragama yang saling menghormati, akan menumbuhkan kerukunan. Kerukunan tersebut menjadi modal penting untuk menjaga keutuhan bangsa dan melancarkan pembangunan. Di samping itu, untuk membangun tatanan kehidupan beragama yang sehat.

“Kehidupan masyarakat kita yang majemuk tetapi rukun, banyak dipuji negara lain, meski belum semua bisa  melaksanakan. Lumrah karena orangnya banyak sekali. Inginnya semua baik-baik. Tapi kadang ada yang lupa, ada yang khilaf. Tentu yang khilaf diingatkan. Yang belum baik, diperbaiki,” ajak mantan Bupati Purbalingga itu.

Heru pun meminta para tokoh agama untuk terus memelihara kesejukan kehidupan baik dengan sesama umat beragama maupun antarumat beragama. Dengan begitu, artinya sudah melaksanakan salah satu nilai dalam Pancasila.

 

Penulis: Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait