Selesaikan Problem Masyarakat dengan Ketokohan

  • 10 Oct
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Bicara mengenai surga dan neraka, lumrah dilakukan para pemuka agama. Mereka akan menyampaikan hal tersebut dalam setiap ceramahnya. Mengingat perannya yang terhitung besar, para tokoh agama diharapkan terus membantu menyelesaikan persoalan maupun isu sosial kemasyarakatan yang ada.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP di hadapan 142 pendeta dari seluruh Indonesia yang tengah melakukan Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pendeta Indonesia (API) 2018 di Semarang, Selasa (9/10) malam.

Menurut Ganjar, pemuka agama atau dalam konteks ini pendeta, berbicara soal surga dan neraka adalah hal yang lumrah, dan itu sudah menjadi konsumsi ceramah di manapun dan kapanpun. Maka turun langsung membantu menyikapi persoalan masyarakat menjadi jalan lain yang harus dilakukan.

“Sebenarnya banyak problem masyarakat yang bisa diselesaikan karena ketokohannya. Inikan tokoh agama. Karena dia tokoh agama saya sampaikan angka kematian ibu melahirkan dan bayi pun bisa kita titipkan pada mereka. Isu kebangsaan, isu pendidikan, antikorupsi antinarkoba bisa kita titipkan,” beber mantan anggota DPR RI ini.

Penyampaian isu-isu kontekstual itulah yang menurut Ganjar akan mampu membuat nalar masyarakat semakin baik. Bahkan dalam sambutannya, Ganjar yakin dengan persebaran nalar yang baik akan membawa dampak positif bagi kehidupan berbangsa.

“Peran pendeta dalam masalah sosial kemasyarakatan, juga menjelaskan perbedaan. Membangun nalar, agar kita bisa mempertahankan republik ini dengan baik. Percayalah, republik ini akan terus ada karena kebaikan nalar kita,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum API Pendeta Harsanto Adi menyampaikan terdapat tiga agenda utama dalam rakernas kali ini. Pertama pembekalan agar seluruh anggota API memiliki informasi sejajar.

“Kedua pembahasan organisasi dan yang terakhir silaturahmi. Bertatap muka. Karena selama ini hanya bertemu di dunia maya. Meskipun itu efisien dalam waktu,” katanya.

Terkait isu kebangsaan yang diusung dalam Rakernas organisasi yang berdiri sejak 31 Oktober 2002 ini, dia menjelaskan memang sudah menjadi tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat di Indonesia untuk memupuk nasionalismenya agar tidak dirong-rong paham selain Pancasila.

“Maka kami mengusung tema Giatlah dalam Pekerjaan untuk Menerangkan Indonesia,” tandas Harsanto. (Prov Jateng)

 

Berita Terkait