Selendang Ganjar Melotrok, Penonton Terpingkal

  • 27 Aug
  • Prov Jateng
  • No Comments

Jepara – Ratusan warga Kota Ukir berbondong-bondong menuju area parkir kuliner Alun-alun I. Tua maupun muda tidak sabar menanti pementasan Ketoprak Kontemporer yang mengangkat kisah Banjaran Haryo Penangsang. 

Pertunjukan budaya daerah itu menyita perhatian warga Bumi Kartini karena Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, istri Hj Atikoh Ganjar Pranowo, pejabat Pemprov Jateng, Forkopimda Jateng, dan sejumlah bupati di eks-Karesidenan Pati beradu peran.

Mengenakan  beskap modern, orang nomor satu di Jawa Tengah itu gagah memerankan adipati Cirebon yang bernama Pangeran Dirgonegoro. Sementara itu, dalam balutan kebaya modern, sang istri Hj Atikoh Ganjar Pranowo anggun berperan sebagai Dewi Ratu Nyawa, puteri dari Sultan Patah. Lakon Sultan Patah, pendiri dan raja pertama Kesultanan Demak Bintoro diperankan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP.

Ketoprak kontemporer itu mengisahkan Sultan Patah yang menikahkan puterinya, Dewi Ratu Nyawa dengan Pangeran Dirgonegoro. Dari pernikahan itu, lahirlah pusaka yang berwujud keris bernama Browot Setan Kober. Pusaka sakti tersebut membuat terkejut keluarga Kesultanan Demak Bintoro karena terjadinya perebutan kekuasaan.

Perebutan kekuasaan terus bergulir, bahkan setelah wafatnya raja Demak kedua yang bernama Pati Unus. Korban selanjutnya dalam perebutan kekuasaan tersebut adalah Pangeran Dirgonegoro, Pangeran Surya Wiyata, dan Pangeran Hadlirin sampai melahirkan sumpah Ratu Kalinyamat. Adipati Jipang Harya Penangsang pun menjadi tumbal terakhir perebutan Kesultanan Demak Bintoro itu.

Meski ketoprak tersebut mengisahkan tentang peliknya perebutan kekuasan, namun Gubernur Ganjar Pranowo yang berperan sebagai Pangeran Dirgonegoro berhasil membuat warga Bumi Kartini yang menyaksikan pertunjukan budaya itu tertawa terpingkal-pingkal. Pasalnya, mantan anggota DPR RI itu beberapa kali keliru menyebut nama tokoh yang menjadi lawan mainnya.

Juga, saat adegan Ganjar mencabut keris miliknya, tanpa sengaja kain selendang yang diikat pada nariknya terlepas. Saking seriusnya bermain, dia tak menyadari ikatnya sudah tak berada pada tempatnya.

“Pak, melotrok niku lho,” teriak penonton di barisan terdepan sambil terpingkal.

Usai diteriaki, Ganjar baru melihat selendang merah yang tak lagi di pinggangnya. Ekspresi yang semula serius, kemudian terkejut saat melihat kain selendangnya melotrok, sontak membuat penonton tak bisa menahan tawa.

“Pak Gubernur ndagel,” celetuk salah seorang penonton.

Meski hanya berlangsung satu jam lebih, penonton cukup terhibur. Kepuasan menonton ketoprak pun dituntaskan melalui cerita Banjaran Haryo Penangsang yang dibawakan kethoprak Saptha Marga dari Kabupaten Pati.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait