Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Selain Swasembada Pangan, Penanganan Sampah Jadi Sorotan Musrenbangwil Ekskeresidenan Semarang
- 22 Apr
- ikp
- No Comments

SALATIGA – Pembangunan Jawa Tengah tak hanya difokuskan pada pencapaian swasembada pangan 2026. Namun juga siap menangani persoalan sampah.
“Sampah sudah kita bahas. Sudah kita bentuk teamwork nanti sampah bisa RDF (Refuse Derived Fuel). Yang jumlahnya di bawah 200 ton per hari atau menggunakan sampah regional yang harus 1000 ton,” kata Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Wilayah EksKeresidenan Semarang, di Salatiga, Selasa (22/4/2025).
Pihaknya sudah membentuk tim yang siap menangani sampah, mengingat hal ini perlu ditangani secara serius. Tim nantinya akan bekerja menangani persoalan sampah, di daerah yang kerap meresahkan. Bahkan, sampah sudah termasuk darurat.
“Ini sudah bentuk tim. Minimal sebelum tiga bulan kita punya roadmap untuk darurat wilayah kita,” ujar orang nomor satu di Jateng ini.
Diakui, di tiap daerah, penanganan sampah memang kurang maksimal. Bahkan sepengetahuannya, anggaran penanganan sampah masih kecil. Karenanya, sampah akan segera ditangani sesegera mungkin.
Menurutnya, penanganan sampah harus dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jateng, bersama daerah masing-masing.
“Mereka harus punya penyesuaian lingkungannya masing-masing. Kalau kemarin MBG ada timnya, sekarang sampah,” jelas gubernur.
Luthfi menyampaikan Musrenbangwil Ekskeresidenan Semarang sifatnya berbelanja masalah, yang dihadiri oleh perwakilan daerah. Dengan swasembada pangan menjadi hal utama yang dibahas.
“Prinsip Musrenbang Jateng 2026 ini adalah swasembada pangan. Bagaimana Jateng menciptakan lumbung pangan nasional, sehingga swasembada pangan yang merupakan ekonomi berdaulat di wilayah kita, Jateng bisa. Target 11 juta ton, dan kita sanggup untuk melaksanakan itu, karena adanya kolaborasi bupati/wali kota hingga tingkat desa di wilayah kita,” jelasnya.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menyampaikan, pihaknya berharap dukungan dari Pemprov Jateng untuk menangani sampah. Yang mana saat ini sudah masuk darurat sampah.
“Karena kami mendapatkan predikat Semarang darurat sampah. Sampah di Jatibarang sangat menggunung dan tidak bisa diselesaikan hanya dengan penambahan lahan. Harus dengan pengolahan yang lebih canggih,” tutur Agustina, dalam sambutannya.
Peduli Difabel
Gubernur juga sangat peduli dengan difabel di Jateng. Oleh karena itu, pihaknya akan membantu difabel dan kalangan rentan lain, agar mereka bisa lebih diperhatikan kesejahteraannya.
Perwakilan difabel Salatiga, Ngatimin mengaku gubernur sudah sangat memedulikan difabel. Pihaknya meminta gubernur agar peduli. Tidak hanya pelatihan, tapi ada program kerja dan lainnya yang bermanfaat bagi difabel, baik kota maupun lainnya
“Alhamdulillah, gubernur sangat merespons baik. Beliau akan membuat program berdaya difabel. Teman-teman semoga bisa terpenuhi haknya,” kata Ngatimin. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)