Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Sekolah Swasta Antusias Sambut Kemitraan Pemprov, Gratiskan Siswa Miskin
- 28 May
- ikp
- No Comments

SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi bersama Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen terus peduli terhadap dunia pendidikan. Di antaranya, dengan program Sekolah Kemitraan Pemerintah Provinsi Jateng dengan sekolah swasta.
Kemitraan dijalin dengan 139 SMA dan SMK swasta di wilayah provinsi ini. Sekolah-sekolah tersebut yang ditunjuk gubernur untuk mendidik siswa miskin secara gratis, dengan pembiayaan melalui APBD Provinsi Jateng.
Sejumlah sekolah swasta menyambut program ini sebagai hal bagus dan bermanfaat untuk masyrakat. Salah satunya, disampaikan oleh Kepala SMA Mardisiswa Banyumanik, Kota Semarang, Marwulandari Sayekti, di tempat kerjanya, Senin (26/5/2025).
“Saya berbangga dan sangat senang sekali, karena kita menjadi salah satu sekolah kemitraan yang ditunjuk oleh Pemprov Jateng,” kata Wulan, sapaan akrabnya.
Dia menilai, keberadaan program akan mampu meringankan beban siswa dari keluarga tidak mampu. Anak-anak bisa belajar secara gratis, lantaran Pemprov Jateng akan memberikan pendanaan Rp2 juta per anak. Tentu nama yang dipilih berdasarkan pula Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang ada.
“Jadi kita mendapatkan bantuan Rp2 juta per siswa per tahun bagi anak-anak yang masuk jalur kemitraan. Ini yang dipilih adalah anak-anak yang melalui jalur afirmasi yang tidak diterima di sekolah negeri,” ujarnya.
Pihaknya berharap, dengan adanya program itu, SMA Mardisiswa akan lebih banyak mendapatkan siswa baru dan sekolah akan tampak lebih ramai. Dengan demikian, masyarakat kalangan umum bisa lebih tertarik mendaftarkan anaknya ke SMA Mardisiswa.
Dalam menyambut program sekolah kemitraan yang akan berjalan pada tahun ajaran 2025/2026 ini, Wulan menyampaikan, pihaknya tidak menyiapkan sarana dan prasarana khusus, termasuk guru maupun tenaga lainnya. Sebab, semua itu telah lengkap dimiliki.
“Harapannya dengan program ini, sekolah kita jadi lebih dikenal masyarakat, muridnya tambah banyak, tidak hanya dari jalur kemitraan juga dari jalur reguler milik yayasan,” imbuhnya.
Ditambahkan, SMA Mardisiswa memiliki program peminatan, yaitu program yang dipilih siswa sesuai minat masing-masing. Misal, kelas XIA itu ada matematika lanjut, fisika, biologi, geografi, dan ekonomi. Adapun untuk tenaga pendidik ada 18 orang, dan tenaga pendidikan ada tujuh. Total ada 25 orang.
Sementara itu, Kepala SMA Laboratorium Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Nor Khoiriyah mengatakan, program sekolah kemitraan Pemprov Jateng memberikan ruang kepada calon peserta didik baru khususnya dari jalur afirmasi. Dengan demikian, SMA Laboratorium UPGRIS didirikan tidak hanya bagaimana memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat dari ekonomi mampu, tapi dengan program sekolah kemitraan, SMA Laboratorium UPGRIS juga memberikan pelayanan siswa dari ekonomi tidak mampu.
“Adanya program sekolah kemitraan ini, kami sebagai tangan kanan pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui jalur pendidikan ini, tentunya memberikan dampak positif. Artinya, sekolah ini bisa berkontribusi memberikan pelayanan kepada masyarakat yang kurang mampu,” ungkap Ria, sapaannya.
Kendati begitu, pihaknya tidak akan membedakan pelayanan kepada peserta program sekolah kemitraan dengan siswa jalur reguler. Baik itu sarana dan prasarana, maupun tenaga pendidikan. Dengan begitu, pelayanan yang berkualitas tetap menjadi hal utama dalam penyelenggaran kegiatan belajar dan mengajarnya.
Adapun keunggulan dari sekolahnya, siswa dibekali dengan lifeskill wajib, yakni kemampuan Bahasa Inggris dan komputer. Sedangkan untuk kemampuan pilihan, siswa dibekali tata boga dan perhotelan.
“Basic-nya langsung bagaimana anak-anak terampil dan praktik di sekolah. Kemudian nanti pada saat kelas XII, kami mengadakan uji kompetensi, kami ber-MoU dengan pihak eksternal untuk meguji peserta didik kami, sehingga peserta didik memiliki sertifikat,” imbuhnya. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)