Sekitar Waduk dan Embung Jangan Gundul

  • 20 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Temanggung – Masyarakat terus diminta ikut melakukan upaya pencegahan kekeringan. Salah satunya melalui gerakan menabung air.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs Heru Sudjatmoko MSi menyampaikan berbagai upaya bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah kekeringan yang kerap melanda berbagai daerah. Seperti gerakan melestarikan lingkungan agar tidak kekurangan air saat musim kemarau.

Dropping air bersih ini sifatnya jangka pendek atau semacam bantuan darurat. Yang perlu kita lakukan adalah menggerakkan upaya yang berkelanjutan agar ke depan tidak kekurangan air saat kemarau,” ujarnya di sela-sela dropping air bersih di Dusun Keniten, Desa Tepusan, Kecamatan Kaloran, Temanggung, Rabu (20/9).

Menabung air, kata Heru, diharapkan terus dilakukan guna mencegah kekeringan. Setiap rumah tangga dapat membuat sumur resapan di sekitar tempat tinggal supaya bisa menyimpan air. Tidak kalah penting adalah menanami tepian aliran sungai dan sekitar mata air yang ada di desa dengan jenis tumbuhan keras, seperti pohon beringin yang akarnya mempunyai daya menyimpan air cukup tinggi.

Selain itu, keberadaan embung yang berfungsi untuk menabung air juga perlu diperbanyak. Sehingga saat musim hujan air tidak terbuang percuma, namun bisa tertampung di embung untuk kemudian bisa digunakan saat musim kemarau seperti sekarang.

“Jangan sampai di sekitar mata air tidak ada tanaman. Harus ditanami pohon, termasuk di sekitar waduk dan embung jangan gundul. Kanan kiri bibir sungai jangan ditanami palawija tapi jenis pohon yang akarnya bisa menyimpan air,” pintanya.

Usai menyerahkan bantuan air bersih sebanyak lima tangki masing masing berisi 5.000 liter, wakil gubernur berdialog dengan warga. Turut mendampingi dalam kegiatan tersebut Bupati Temanggung Bambang Sukarno, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Sarwa Pramana, dan pejabat Muspika setempat.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng Sarwa Pramana mengungkapkan tercatat 1.254 desa di 275 kecamatan dari 30 kabupaten/ kota yang dilanda kekeringan. Kekeringan terbanyak untuk tingkat kecamatan di Kabupaten Banyumas, sedangkan jumlah desa paling banyak terdapat di Kabupaten Kebumen.

Selama kekeringan yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir, pemerintah provinsi bersama instansi lainnya seperti BPBD, PMI, dan perusahaan-perusahaan milik negara maupun swasta bersama-sama melakukan dropping air bersih ke 23 kabupaten/ kota.

“Dana BPBD Provinsi Jateng Rp 600 juta untuk back up kalau kabupaten atau kota tidak cukup untuk dropping,” katanya.

Ditambahkan, tidak hanya penanganan jangka pendek dengan dropping air, pemerintah juga berupaya melakukan penanganan kekeringan jangka panjang. Antara lain pembuatan sumur pantek dan pipanisasi ke daerah-daerah rawan kekeringan. Program pipanisasi dan sumur dibantu Kementerian Pekerjaan Umum dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana  (BNPB).

Sementara itu, Suyatmi (60) salah seorang warga Dusun Keniten mengaku senang mendapat bantuan air bersih dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Apalagi sejak dua bulan terakhir sumur di rumahnya dan warga sekitar sudah kering.

“Untuk kebutuhan minum dan memasak  menunggu bantuan air dari pemerintah atau pihak lainnya. Sedangkan untuk mencuci dan mandi terpaksa menggunakan air sungai,” bebernya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait