Sebulan Sekali Tapi Harus Bermanfaat

  • 26 Apr
  • bidang ikp
  • No Comments

Pati – Apa yang dilakukan orang tua saat berada di Posyandu? Cukupkah hanya menimbang anak, mencatat hasil timbangannya, kemudian pulang sambil membawa makanan tambahan?

Sebagian orang mungkin masih menganggap posyandu adalah tempat penimbangan anak. Padahal, banyak ilmu yang bisa diperoleh di Posyandu. Di tempat itu pula, bisa dilangsungkan Bina Keluarga Balita.

“Meski sebulan sekali, harus bisa mendatangkan manfaat bagi orang tua,” ujar Pelaksana Tugas Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Hj Sudarli Heru Sudjatmoko, saat menyambangi Posyandu Berintegrasi Pembangunan Wanita 3 di Desa Margorejo, Pati, pada rangkaian peringatan Pencanangan Bulan Bakti Gotong Royong XV dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-46 Tingkat Provinsi Jateng, Kamis (26/4).

Saat menimbang, imbuhnya, orang tua mesti memperhatikan tumbuh kembang anak. Apakah berat dan tinggi badan sudah sesuai dengan standar usia, apakah aktivitas yang dilakukan pada usia tersebut sudah sewajarnya. Jika tidak, manfaatkan petugas posyandu maupun puskesmas untuk berkonsultasi. Misalnya, jika pada usia itu anak mestinya sudah bisa melompat tapi ternyata belum bisa, segera konsultasikan penanganannya, sehingga selanjutnya orang tua, khususnya ibu bisa mengajari anaknya beraktivitas sesuai usianya.

“Yang harusnya bisa ngomong tapi belum bisa, diajari, diperiksakkan. Jangan-jangan ada kelainan seperti gangguan pendengaran dan sebagainya,” beber Sudarli.

Wanita berhijab itu juga mengingatkan para orang tua agar tidak terlalu banyak melarang anak. Waspada jika terjadi sesuatu pada anak, boleh saja, tapi tak berarti banyak kata jangan. Biarkan anak berkembang dengan pikiran yang bebas, namun tetap terkendali.

“Kadang lihat anak lari, ibu bilang jangan lari nanti jatuh. Anak keluar rumah, langsung bilang jangan ke depan, nanti ada orang jahat. Jangan makan ini, nanti perutnya sakit. Jangan terlalu banyak jangan. Aja dilarang-larang terus,” katanya.

Sudarli kembali mengingatkan para ibu agar tidak menggunakan bumbu penguat rasa kimiawi untuk makanan anak dan keluarganya. Sebab, penggunaan bumbu-bumbu itu dikhawatirkan berpengaruh pada kesehatan anak.

“Terus bumbunya apa? Ya brambang (bawang merah), bawang putih, garam, gula, bumbu-bumbu tradisional,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Sudarli juga berinteraksi dan bernyanyi bersama siswa PAUD Mardi Putra, menimbang balita, serta membagikan makanan tambahan sup dan pisang.

Usai dari posyandu, Sudarli didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pati dan pengurus TP PKK Provinsi Jawa Tengah melakukan pemeriksaan jentik nyamuk ke rumah warga, salah satunya rumah Juri. Meski tak mendapati jentik di bak dan tempat penampungan air, dia tetap berpesan kepada pemilik rumah agar rutin menguras tempat penampungan air setidaknya tiga hari sekali. Sehingga terhindar dari jentik nyamuk yang bisa menjadi perantara penyakit.

Mantan Ketua TP PKK Kabupaten Purbalingga ini juga menyempatkan untuk meninjau pelayanan KB pemasangan alat kontrasepsi implant di rumah warga Hartatik, serta meninjau pelaksanaan IVA Test di Puskesmas Margorejo.

Sebelumnya, Sudarli juga melihat kebun gizi milik warga. Dia mengapresiasi masyarakat yang sudah memanfaatkan pekarangan untuk tanaman pangan dan kolam ikan. Namun, Sudarli tetap mengingatkan agar penanamannya tetap memperhatikan jarak antartanaman. Sehingga bisa tumbuh dengan baik. (Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait