Sebelum Cuti, Ganjar Dapat “Kado Istimewa”

  • 14 Feb
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Sehari sebelum cuti kampanye, Rabu (14/2), Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP memeroleh “kado istimewa” dari ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kado istimewa itu berupa predikat BB (sangat baik) dari hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada 2017. Predikat BB tersebut berhasil dipertahankan karena pada  2016 Pemprov Jateng juga memeroleh predikat serupa.

Kado istimewa itu membuat Ganjar bahagia. Pasalnya, dengan kerja keras dan ketulusan hati para ASN dalam memberikan pelayanan publik, Pemprov Jateng berhasil menempati urutan kedua sebagai provinsi dengan tata kelola pemerintah terbaik se-Indonesia. Rasa bangga terhadap kinerja para ASN itu disampaikannya saat memimpin inspektur apel di Halaman Kantor Gubernur.

“Hari ini saya berbahagia karena kemarin mendapat WA dari Pak Sekda. Ternyata pengelolaan pemerintahan kita makin baik dan nomor dua terbaik se-Indonesia. Pekerjaan yang selama ini kita lakukan, kita reform tidak sia-sia. Hampir semua OPD melakukan inovasi, reformasi dan kita memunculkan hasil. Tentu penghargaan itu tidak menjadi suatu kebanggaan yang sifatnya simbolik. Saya meyakini karena itu kerja Bapak/ Ibu yang tulus ikhlas, kerja cerdas, dan melayani terus-menerus serta memperbaiki kemudahan pelayanan. Pelayanan di provinsi sekarang nyenengke, sudah tidak ada pungutan liar,” ujarnya dengan senyum mengembang.

Ketika cuti nanti, mantan anggota DPR RI itu juga meminta izin kepada para ASN untuk meneruskan saran maupun kritik dari disampaikan masyarakat yang masuk melalui akun pribadinya. Karena selama ini cukup banyak masyarakat yang menyampaikan aspirasi tentang pelayanan publik di lingkungan Pemprov Jateng melalui media sosial milik Ganjar, seperti twitter.

“Saya titip tetap melayani dengan mudah, murah, cepat. Mungkin sebagai orang cuti yang nanti akan kembali menjadi rakyat, izinkan saya untuk mengirimkan masukan-masukan rakyat yang nanti masih terkirim ke saya untuk ditindaklanjuti,” tuturnya.

Pada apel tersebut, Ganjar meminta para ASN agar tetap menegakkan integritas dan profesionalitas mereka. ASN dituntut untuk dapat terus memberikan pelayanan prima kepada publik.

“Saya nderek titip selalu jaga integritas. Banyak mata yang selalu melihat pekerjaan kita. Pemerintah itu kurang sithik saja, catatannya banyak,” tegasnya.

Sebelum cuti kampanye, alumnus UGM itu menyampaikan beberapa pesan kepada SKPD terkait. Karena masih musim penghujan, hingga awal April mendatang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah diminta untuk tetap siaga bencana. Dia mengapresiasi BPBD Jateng dan BPBD kabupaten/ kota yang bekerja responsif ketika muncul gejala bencana.

“Dari sisi cuaca, sampai dengan Maret-April kita harus siaga bencana. Nanti masih akan banyak sekali orang yang akan memberi masukan adanya bencana. Di Brebes kemarin terjadi, di Kabupaten Tegal terjadi. Respon dari teman-teman BPBD demikian cepat, begitu pula dengan teman-teman di kabupaten/ kota. Kultur responsif ini nampaknya sudah mulai menular ke seluruh lapisan masyarakat, ke seluruh tingkatan pemerintahan dan inilah yang menjadi hasil menggembirakan,” lanjutnya.

Ganjar juga meminta Dinas Pertanian dan Perkebunan untuk memantau kondisi pangan apabila terjadi bencana dan hama. Mereka diminta mempersiapkan diri ketika sewaktu-waktu nanti menerima laporan rusaknya lahan pertanian. Apalagi puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Maret mendatang.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta instansi terkait lainnya diminta memantau kondisi harga dan distribusi pangan. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) juga diharapkan terus menyiapkan skema operasi pasar baru yang lebih efektif untuk mengendalikan harga komoditas pangan. Pasalnya, pada bulan lalu, inflasi di Jawa Tengah lebih tinggi 0.1 dibandingkan inflasi nasional.

Sistem SiHati yang merupakan kerja sama pemerintah provinsi dengan BI, kata gubernur, sudah semakin bagus. Namun, mesti lebih disiplin inputernya, agar bisa segera membaca, dan jika ada gejala dapat segera diambil tindakan.

“Bisa nggak di dalam SiHati ditambah satu platform baru untuk menghitung titik-titik stok (beras)? Minimal tempat penggilingan beras yang di Jawa Tengah katanya tidak lebih dari 25 ribu jumlahnya. Kalau itu masuk dalam sistem kita, kita bisa memprediksi beras di penggilingan itu seperti apa. Sehingga kita bisa menghitung peredaran beras dan memastikan stok pangan kita cukup serta meyakinkan bahwa Jawa Tengah berdaulat, Jawa Tengah surplus,” pesannya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait