Satpol PP Perlu Bekal Ilmu Intelijen

  • 27 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Bandungan – Kepedulian Satpol PP kabupaten/ kota dalam menanggapi aduan masyarakat melalui media sosial, kini sudah meningkat dibanding awal tahun lalu. Jika sebelumnya hanya 15 kabupaten/ kota yang aware, hingga akhir tahun ini sudah mencapai 27 kabupaten/ kota. 

“Sesuai petunjuk dan arahan Pak Gubernur, sampai hari ini Satpol PP dan Linmas kabupaten kota yang merespon atau aware terhadap sosial media, sudah mengalami peningkatan. Awal tahun kemarin kami laporkan, baru 15 kabupaten/ kota sekarang sudah meningkat menjadi 27 dari total 35 kabupaten/kota,” tutur Kepala Satpol PP Provinsi Jawa Tengah Drs Sinoeng N Rachmadi MM dalam Rapat Konsolidasi Kepala Satpol PP se-Jateng dalam rangka Persiapan Pelaksanaan Pilkada 2018 di Hotel Griya Persada Bandungan, Senin (27/11).

Untuk lebih meningkatkan kepedulian dalam menggunakan sosial media, imbuhnya, Satpol PP Provinsi Jawa Tengah berencana menyelenggarakan Satpol PP Award pada awal tahun depan. Bagaimana pun membangun awareness dalam menggunakan sosial media sangat penting, baik untuk merespon keluhan masyarakat maupun untuk memasukkan sosialisasi apapun yang berkaitan dengan penegakan perda. Dengan begitu, harapannya bisa menurunkan tensi dalam melakukan penegakan perda.

Di samping melalui media sosial, lanjut dia, pihaknya kini juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah melalui program Satpol PP Goes to School. Program tersebut bertujuan untuk membangun para kader siaga trantib. Inovasi yang dilakukan itu, mendapat penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri yang akan diberikan pada awal Desember nanti.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP mengakui, dia memang pernah meminta agar Satpol PP mengurangi tensi kegarangan. Cara tersebut didorong agar semakin bisa mendekati masyarakat dengan baik, dan lebih solutif mengatasi persoalan.

“Ketika kita akan melakukan law enforcement, maka pada saat itu pendekatan apa yang akan kita lakukan. Apakah langsung jebret, atau bisa menggunakan unsur pencegahan. Kalau dengan unsur  pencegahan, apa sih yang kira-kira bisa dilakukan, ” kata orang nomor satu di Jawa Tengah itu.

Ganjar memberi masukan, pencegahan bisa dilakukan dengan menyusup di tengah masyarakat. Sehingga, ketika ada aktivitas yang berpotensi berbahaya, anggota Satpol PP sudah memiliki semacam sistem peringatan dini. Untuk itu, menurut Ganjar, Satpol PP perlu dibekali ilmu intelijen.

Early warning itu harus tahu. Aplagi di Jateng. Jateng itu terkenal kondusif, maka Bapak/ Ibu Satpol PP sekarang mesti kita upgrade, ada capacity building, siapa yang kita ajari intelejen. Jadi kalau besok mau ada demo, sekarang sudah tahu. Dan saya juga minimal dapat laporan dari empat sumber. Kesbangpol, BINDA, kepolisian dan Satpol. Empat sumber ini bisa saya overlay, mana yang paling akurat, ” jelas dia.

Ditambahkan, persoalan yang sering “diteriakkan” mesti dicatat. Sebab, itu yang menjadi aspirasi masyarakat. Dengan dicatat, maka pencegahan terhadap aktivitas yang rentan menimbulkan potensi berbahaya bisa lebih didorong.

 

Penulis: Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait