Sate Blengong Hingga Kopi Lokal Ramaikan Bazar Musrenbangwil Brebes

  • 05 Mar
  • ikp
  • No Comments

BREBES – Gelaran Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) untuk Wilayah Pengembangan (WP) Bregasmalang-Petanglong meliputi Brebes, Kota Tegal, Kabupaten Tegal (Slawi), Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Batang, yang diadakan di Islamic Center, Brebes, Kamis (5/3/2020), kembali diramaikan dengan bazar. Sejumlah produk UMKM dan kuliner dijual.
Lihat saja jajaran produk telur asin dan olahannya, bawang merah mentah maupun goreng, kopi dari pegunungan Salem Brebes, sampai kuliner nan lezat khas Brebes bernama sate blengong. Ada pula produk unggulan dari daerah lain, seperti Tegal, Pemalang, dan Pekalongan. Puluhan stan itu hampir dipenuhi peserta musrebangwil. Mereka benar-benar dibuat terbuai dengan produk lokal itu.
Seperti saat melewati depan stan penyedia sate blengong, kuliner tradisional Brebes yang tak boleh dilewatkan. Tak perlu jauh-jauh mencari, para peserta bisa merasakan nikmatnya sate blengong yang sarat rempah.
Sate ini mempunyai ukuran yang tidak biasa karena lebih panjang dari sate umumnya. Daging yang dipakai pun khusus, yaitu blengong, perpaduan antara bebek dan mentok. Perpaduan itu memberikan sensasi tersendiri. Daging blengong mirip bebek yang memiliki serat, namun teksturnya terasa lebih lembut saat dikunyah.
Sulistia (17) pemilik stan sate blengong terlihat tak berhenti melayani pembeli. Sebanyak 100 porsi lontong, dengan 200 tusuk sate disediakan khusus untuk hari itu. harga seporsinya terhitung murah. Satu buah lontong plus dua tusuk sate yang panjang dipatok Rp15.000.
“Sate kupat blengong ini memang khas Brebes, dan hanya ada di kota ini. Rasanya enak dengan tekstur daging empuk. Setiap harinya saya berjualan di wilayah Limbangan Brebes, namanya warung Ibu Minah Sate Blengong,” katanya.
Kelezatan sate blengong diakui oleh Adrian, peserta dari Semarang. Setiap ke Brebes, dia memang tak pernah melewatkan mengonsumsi sate blengong. Beruntung, pada pameran kali itu tersedia sate blengong yang enak.
“Saya sampai nambah satenya,” ujar Adrian.
Sedangkan pemilik stan Kopi Brebes,  Alif Lafantin, juga tak henti melayani peserta musrebangwil soal kopi. Dia menjelaskan, kopi Brebes diambil dari tanaman kopi yang ada di wilayah Salem dan Sirampog.
“Wilayah Salem dengan jenisnya robusta dan arabika asal Sirampog Brebes,” kata dia.
Diakui, kopi Brebes memang baru muncul beberapa waktu belakangan ini. Karena para pelaku terus maksimalkan proses pengolahan kopi agar lebih enak. Pihaknya menyediakan biji kopi maupun bubuk dengan rasanya yang khas, yaitu rasa yang lebih ke fruity, hingga rempah-rempah. Hal itu tak lepas dari lahan penanamannya yang berdekatan dengan Gunung Slamet. Bahkan ada juga biji kopi Brebes yang masuk classic bean, ditanam saat masa penjajahan Belanda.
“Adapun pemasarannya ada yang masuk kedai kopi di wilayah Brebes, nasional dan ada juga yang dikirim ke luar negeri yakni Malaysia, Brunei, dan Singapura,” terang pelaku kopi lokal ini. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait