Santri Harus Jadi Tameng Ancaman Dunia Digital

  • 22 Oct
  • Prov Jateng
  • No Comments

Tegal – Era digitalisasi dan virtual sudah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari kehidupan kita. Sekarang ini semua warga tak terkecuali para santri sudah menjadi bagian dari umat digital.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP mengungkapkan pengaruh digital membuat masyarakat berusaha unjuk diri. Maka tidak heran muncul istilah-istilah jamaah facebookiyah, twitteriyah, dan instagramiyah yang menjadikan media sosial tersebut sebagai tempat untuk berinteraksi, men-sharing kegiatan maupun komentar-komentar.

Namun era digital juga menjadi tantangan yang nyata karena di samping manfaat yang didapat, juga terdapat keburukan-keburukan yang dapat menimbulkan konflik dan perpecahan. Ujaran kebencian, hoax, dan paham radikal beredar secara bebas dan dapat diakses oleh masyarakat.

“Di era digital narkoba juga bergentayangan di situ, pornografi bergentayangan di situ, penyesatan ideologi dan radikalisme ditawarkan secara terbuka disitu,” kata Gubernur Jawa Tengah saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2017 di Alun-alun Kota Tegal, Minggu (22/10).

Ganjar mengatakan sebagai santri milenial yang melek teknologi informasi, sudah menjadi keharusan untuk berperan aktif memerangi permasalahan yang dapat mencabik-cabik dan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa dan negara ini. Caranya, dengan menjadikan media sosial sebagai media dakwah yang menyebarkan kebaikan-kebaikan dan nilai-nilai agama Islam yang rahmatan lil’alamin atau rahmat untuk alam semesta.

Pengetahuan nilai-nilai keagamaan yang dimiliki para santri, imbuh Ganjar, menjadi kekuatan dan tameng untuk melawan dan menangkal ancaman-ancaman yang datang dari dunia maya tersebut. Terlebih, di pondok pesantren biasanya mereka juga diajarkan oleh para kiai mengenai pendidikan karakter, budi pekerti, dan cinta kepada tanah air.

“Ketika ada (ujaran) kebencian kita royok bareng-bareng. Kita ngelekke (memeringatkan) bersama-sama agar itu tidak boleh dilakukan,” ujarnya.

Ganjar berharap peran aktif para santri yang menyebarkan kebaikan-kebaikan ini akan menumbuhkan optimisme dan menjadi kekuatan untuk memperat tali persaudaraan di antara keberagaman yang dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia.

Saat menjadi keynote speaker di Seminar Hari Santri Nasional usai upacara peringatan HSN di Gedung Adipura Balaikota Tegal, Ganjar menambahkan, selain tantangan dunia digital, para santri juga dihadapkan oleh tantangan persaingan global yang sudah ada di depan mata.

Ganjar menilai cara ampuh untuk memenangi persaingan tersebut dengan menguatkan pengetahuan dan lifeskill mereka serta berani berkompetisi di kancah internasional. Sehingga para santri akan memiliki keunggulan dibidang spiritual, yakni pemahaman keagamaan yang lebih baik dan ilmu pengetahuan serta keterampilan yang dapat ditunjukan kepada dunia.

“Setelah spiritualitasnya sudah baik, sikap dirinya sudah baik, cinta tanah airnya sudah mendarah daging. Tinggal mempelajari lifeskill termasuk knowledge dan mengikuti pentas-pentas dunia,” pungkasnya.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait