Sampaikan Kebenaran Tanpa Caci Maki

  • 29 Apr
  • Prov Jateng
  • No Comments

9

Semarang – Berita bohong sering kali muncul dan menyebar tanpa terkendali di dunia maya atau media sosial. Sebab, banyak masyarakat kurang paham dalam membedakan berita hoax dengan berita yang benar. Bahkan mereka sering kali menyebarkan informasi yang diterima tanpa diverifikasi terlebih dahulu. Sehingga kerap menimbulkan kegaduhan akibat beredarnya informasi tersebut secara masif.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP mengatakan untuk melawan berita-berita hoax perlu kesadaran dari masyarakat untuk membentuk banyak kelompok yang berani menyuarakan kebenaran dan memberikan banyak literasi kepada masyarakat. Dengan begitu mereka mampu mengenali berita hoax dan yang bukan. Tidak hanya berani, pergerakan melawan hoax harus sabar dan terus menerus melalui media sosial maupun melalui forum-forum dialog.

“Indonesia harus diselamatkan dari keberanian kita untuk menyampaikan kebenaran, tanpa harus mencaci, tanpa harus memaki dan tanpa harus menyakiti hati. Kita harus bisa membuat pelurusan-pelurusan terhadap informasi-informasi yang tidak karu-karuan,” katanya saat menjadi narasumber dalam acara NSI Exposed Metro TV di Auditorium Universitas Negeri Semarang (Unnes), Jumat (28/4).

Menurut Ganjar anak-anak muda di Jawa Tengah sudah mulai bangkit untuk melawan hoax dengan membangun komunitas anti hoax dan terus melakukan kampanye hingga ke daerah-daerah. Adanya komunitas tersebut dinilai akan dapat memberikan pengertian kepada masyarakat untuk lebih kritis dan melakuian klarifikasi sebelum menyebarkan informasi kepada khalayak ramai. Sehingga penyebaran hoax dapat terus ditekan.

Mantan anggota DPR RI ini juga menegas melawan hoax tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Melainkan harus dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama, kaum intelektual dan insan pendidikan.

Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayor Jenderal Abdul Rahman Kadir mengatakan saat ini hoax dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal untuk mempengaruhi masyarakat agar mengikuti paham yang mereka anut. Untuk itu pihaknya selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat  agar mereka paham dan dapat mengenali berita-berita hoax. Paham-paham radikal yang dapat membuahkan aksi terorisme dapat terus diminimalisasi.

“Kita perlu cerdas untuk melihat berita-berita di media agar hoax tidak semakin menjadi-jadi. Karena kalau kita biarkan, hoax ke depan akan semakin parah,” tutupnya.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait