“Sakcukupe Niku Penting”

  • 20 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

Jepara – Warga Desa Kendengsidialit kini tengah berbahagia merayakan hasil panennya. Sebagai wujud rasa syukur, mereka menyelenggarakan Kirab Seribu Ingkung dan Gelar Budaya, Kamis (20/9).

Seribu ingkung itu merupakan sumbangan dari warga yang memiliki sawah seluas minimal 1.666 m2 lebih. Jika memiliki dua kali luasan tersebut, maka mereka menyumbang dua ekor ayam ingkung.

Pukul 12.15 WIB warga mulai berkumpul di Balai Desa Kendengsidialit. Mereka menata ingkung yang akan diarak dan merapikan barisan. Setelah itu, dengan membawa ingkung, ribuan warga menuju lahan pertanian yang berjarak kurang lebih satu kilometer dari balai desa. Kepala Desa Kendengsidialit memimpin rombongan arak-arakan, diikuti pasukan yang membawa ingkung dengan tampah, tumpeng ingkung dan aneka buah serta jajan yang ditandu warga. Di belakangnya ada ribuan warga yang membawa orang-orangan sawah, dan alat musik tradisional.

Suasana mendung disertai rintik gerimis, membuat warga kian antusias mengikuti kirab. Ekspresi kegembiraan terpancar dari wajah mereka. Tua, muda dan anak-anak larut dalam kegembiraan. Apalagi, kirab seribu ingkung ini baru pertama kali diselenggarakan bersama-sama oleh warga dua dukuh, yakni Dukuh Kendeng dan Dukuh Sidialit.

Kepala Desa Kendengsidialit Kahono Wibowo menyampaikan, Kirab Seribu Ingkung merupakan bentuk rasa syukur mereka kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah. Apalagi, pertanian padi di wilayahnya kini semakin maju. Itu ditandai dengan panen sebanyak tiga kali dalam setahun.

Alhamdulillah mendekati kemajuan. Awalnya dua kali masa tanam. Dengan kerja keras, petani tahun ini bisa menikmati tiga kali masa tanam padi,” ungkap dia.

Kegiatan ini, lanjut Kahono, juga menjadi sarana membangun kerukunan antarwarga. Sebab, mereka harus bergotong royong untuk mempersiapkan semuanya.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP merasa bahagia melihat warga Kendengsidialit yang rukun. Kerukunan itu mesti dikembangkan dengan kepedulian terhadap tetangga di kanan kirinya.

Nek panen sae, masyarakat saged kempal rukun, guyub, sesarengan ndamel ingkung, nggih kedah kemutan tangga teparo. Sing ora duwe beras sinten. Sing nembe gerah sinten. Sing mboten saged maem sinten,” tuturnya seraya mengingatkan.

Ganjar kemudian menceritakan pertemuannya dengan Nenek Kusnari, warga Desa Ketileng Singolelu Welahan Jepara sebelum ke Desa Kendengsidialit. Nenek yang sudah tinggal puluhan tahun di lorong antarrumah itu merasa senang, karena akan mendapat bantuan dari Baznas Jepara.

Alhamdulillah Baznas Pemkab Jepara ajeng bantu. Kula sanjang, kula tumbaske kasur purun mboten. Mbahe nyuwun kalih bale. Ning piyantune luar biasa, sakcukupe. Sakcukupe niki penting, kersane mboten nggrangsang,” urai dia dalam bahasa Jawa.

Ganjar mengajak warga untuk peduli dengan kondisi tetangga di sekelilingnya. Apabila perlu dibantu, maka dengan bergotong royong warga diharapkan ikut membantu.

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait